kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

LIPI: Kinerja menteri Jokowi belum maksimal


Minggu, 03 Mei 2015 / 17:54 WIB
LIPI: Kinerja menteri Jokowi belum maksimal
ILUSTRASI. Mie instan dan beberapa daftar hidangan makanan dan minuman andalan murah yang cocok dinikmati saat musim hujan mulai tiba.


Reporter: Agus Triyono | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Kinerja menteri Kabinet Kerja, khususnya menteri ekonomi 6 bulan pertama dinilai masih belum memuaskan. Latif Adam, pengamat ekonomi LIPI mengatakan, salah satu kinerja tersebut bisa dilihat dari Rahmat Gobel, Menteri Perdagangan.

Latif mengatakan, walau pada awal jabatannya, Gobel sempat membuat gebrakan dengan menetapkan target ekspor dalam tiga tahun akan ditingkatkan sampai dengan 300%. Sampai saat ini dia belum melihat langkah nyata yang dilakukan Kementerian Perdagangan untuk mewujudkan target tersebut. Selain Gobel, Latif juga menyoroti kinerja Saleh Husin.

Menteri Perindustrian yang merupakan kader Partai Hanura tersebut sampai saat ini belum mampu untuk membuat grand strategi mengenai pengembangan dan pembangunan industry yang akan dilakukannya ke depan. Padahal, grand strategi itu penting untuk memperkuat daya saing industry di dalam negeri.

“Kalau dinilai menteri perindustrian 5 dan perdagangan karena ada target tapi belum ada rencana aksi yang jelas nilainya 6,” kata Latif kepada KONTAN pekan kemarin.

Meski demikian, Latif menilai ada beberapa menteri yang sudah sedikit menunjukkan kelasnya. Salah satunya, Bambang Brodjonegoro. Menteri Keuangan tersebut dinilainya berani dalam mendorong Jokowi untuk merubah skema subsidi BBM secara total. Selain itu, walaupun cukup ambisius, Bambang juga berani mendorong peningkatan target penerimaan perpajakan.

"Itu poin plus menkeu, walau untuk melaksanakan kebijakan tersebut perlu rencana aksi yang lebih nyata," katanya.

Hal yang sama juga dia catat dari Basuki Hadimuljono. Walaupun saat ini pembangunan infrastruktur masih banyak terbentur oleh masalah pengadaan lahan, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tersebut sudah berani memulai pelaksanaan beberapa proyek infrastruktur besar, seperti; Tol Trans Sumatera, program satu juta rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah.

Selain itu, Basuki juga dinilainya telah berhasil mempercepat penyelesaian Tol Cikampek- Palimanan. Catatan lain juga Latif berikan kepada Sudirman Said, Menteri ESDM.

Menteri tersebut dinilainya telah membangun sistem bagus dalam pengelolaan sektor energi dengan membangun internal Kementerian ESDM dengan mengganti sejumlah dirjen dan pejabat di kementeriannya. Latif mengatakan, pembangunan sistem tersebut telah memberikan kabar gembira dan harapan baru terhadap pengelolaan sumber daya energi di dalam negeri.

Dan catatan lain, Latif berikan kepada kinerja Adrinof Chaniago. Menteri Perencanaan Pembamgunan Nasional/ Kepala Bappenas tersebut dinilainya telah berhasil membuat perencanaan dan design pembangunan yang bagus sesuai dengan Nawacita yang telah ditetapkan Jokowi.

"Untuk menteri-menteri tersebut kami beri nilai 7,5- 8 untuk menteri keuagan, menteri PU 6,5, ESDM 7, Pertanian 5, Bappenas 7," kata dia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×