kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Likuiditas perekonomian naik, ini faktor pendorongnya


Jumat, 23 Juli 2021 / 11:13 WIB
Likuiditas perekonomian naik, ini faktor pendorongnya
ILUSTRASI. BI mencatat, posisi M2 pada Juni 2021 sebesar Rp 7.119,6 triliun atau naik 1,78% mom dari bulan Mei 2021.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Juni 2021 meningkat dari bulan sebelumnya. Bank Indonesia (BI) mencatat, posisi M2 pada Juni 2021 sebesar Rp 7.119,6 triliun atau naik 1,78% mom dari bulan Mei 2021 yang sbeesar Rp 6.994,9 triliun. 

Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, dengan posisi M2 pada Juni 2021 tersebut, ini tumbuh 11,4% yoy. Pertumbuhan ini juga meningkat dari pertumbuhan pada bulan sebelumnya yang sebesar 8,1% yoy. 

“Berdasarkan faktor yang memengaruhi, perkembangan M2 pada Juni 2021 terutama dipengaruhi oleh peningkatan aktiva luar negeri bersih dan perbaikan penyaluran kredit,” ujar Erwin dalam laporannya, Jumat (23/7). 

Terperinci, faktor aktiva luar negeri bersih pada Juni 2021 tumbuh 11,5% yoy, naik dari pertumbuhan pada Mei 2021 yang sebesar 6,4% yoy. Hal tersebut disebabkan oleh peningkatan tagihan sistem moneter kepada bukan penduduk, terutama berupa kepemilikan surat berharga. 

Baca Juga: Likuiditas perekonomian (M2) naik pada Juni 2021

Sementara itu, penyaluran kredit pada Juni 2021 naik 0,4% yoy, berbalik arah dibandingkan kontraksi di bulan Mei 2021 yang sebesar minus 1,3% yoy sejalan dengan perbaikan penyaluran kredit produktif maupun konsumtif. 

Di sisi lain, tagihan bersih kepada pemerintah pusat tercatat 33,9% yoy atau melambat dari 61,4% yoy pada bulan sebelumnya. Perlambatan ini disebabkan oleh perlambatan tagihan pemerintah berupa obligasi negara yang disertai dengan peningkatan kewajiban sistem moneter kepada pemerintah pusat berupa simpanan dalam rupiah maupun valuta asing. 

Selanjutnya: Gubernur BI sebut likuiditas perbankan sangat longgar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×