kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Likuiditas perekonomian meningkat, ini faktor yang mempengaruhi


Kamis, 25 Maret 2021 / 15:41 WIB
Likuiditas perekonomian meningkat, ini faktor yang mempengaruhi
ILUSTRASI. Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Februari 2021 tercatat Rp 6.810,5 triliun.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Februari 2021 tercatat Rp 6.810,5 triliun. Posisi ini meningkat dari bulan Januari 2021 yang sebesar Rp 6.761,0 triliun.

Meski secara nominal meningkat, pertumbuhan M2 pada bulan Februari 2021 tercatat 11,3% yoy, atau lebih rendah dari pertumbuhan pada bulan sebelumnya yang sebesar 11,8% yoy.

Berdasarkan faktor yang mempengaruhi, pertumbuhan uang beredar pada Februari 2021 dipengaruhi oleh tetap tingginya tagihan bersih kepada pemeirntah pusat, perlambatan aktiva luar negeri bersih, serta penurunan penyaluran kredit.

Lebih rinci, tagihan bersih kepada pemerintah pusat tercatat Rp 651,7 triliun. INi tumbuh 50,8% yoy atau lebih rendah dari pertumbuhan pada bulan sebelumnya yang mencapai 54,8% yoy.

“Perlambatan pertumbuhan tersebut disebabkan oleh peningkatan kewajiban sistem moneter kepada pemeirntah pusat berupa simpanan dalam rupiah,” ujar Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam laporannya, Kamis (25/3).

Sementara itu, aktiva luar negeri bersih pada Februari 2021 tercatat Rp 1.776,3 triliun atau tumbuh 11,5% yoy, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan Januari 2021 sebesar 14,9% yoy.

Perlambatan pertumbuhan ini disebabkan oleh perlambatan tagihan sistem moneter kepada bukan penduduk, terutama berupa kepemilikan surat berharga.

Penyaluran kredit pada Februari 2021 mengalami kontraksi sebesar minus 2,3% yoy, lebih dalam dibandingkan kontraksi pada bulan sebelumnya yang sebesar minus 2,1% yoy.

“Penurunan penyaluran kredit disebabkan oleh penurunan penyaluran kredit investasi dan konsumsi,” kata Erwin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×