Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Pendaftaran seleksi terbuka untuk mengisi posisi direktur jenderal (dirjen) Pajak Kementerian Keuangan berakhir Jumat (21/11) pekan lalu. Meski belum ada pengumuman resmi, nama-nama pelamar jabatan itu sudah bermunculan. Nama-nama itu datang dari internal Direktorat Jenderal Pajak maupun dari luar kantor pajak.
Dari internal, sejumlah nama kabarnya masuk daftar calon. Mereka antara lain Dasto Ledyanto, Direktur Potensi Kepatuhan dan Penerimaan, Estu Budiarto (Direktur Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya Aparatur), dan Dadang Suwarna (Direktur Pemeriksaan). Lalu, Yuli Kristiyono (Direktur Intelejen dan Penyidikan), Iwan Djuniardi (Direktur Teknologi dan Informasi Pajak), Wahyu Tumakaka (Direktur Transformasi Proses Bisnis).
Nama lain dari kantor pajak adalah Mekar Satria Utama, kepala Kantor Wilayah (kakanwil) Pajak Kalimantan Selatan, Arfan (Kakanwil Sulawesi Selatan), M. Hanif (Kakanwil Banten), dan Haryo Damar (Kakanwil Jakarta Timur). Nama lain adalah Robert Pakpahan, mantan petinggi Ditjen Pajak yang kini menjabat Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan.
Sayang, KONTAN belum berhasil mendapat konfirmasi dari nama-nama yang beredar tersebut. Sejumlah nama dari lingkup Direktorat Jenderal Pajak yang disebut-sebut melamar posisi dirjen Pajak tidak menjawab telepon dan pesan singkat dari KONTAN.
Tapi, sumber KONTAN di Ditjen Pajak, menyatakan, nama-nama itu memang terdaftar sebagai peserta lelang jabatan dirjen Pajak. "Ada yang daftar sendiri, ada pula yang diundang," katanya, akhir pekan lalu.
Catatan hitam
Ki Agus Badarudin, Wakil Panitia Seleksi yang juga Sekretaris Jenderal Kementerian Keu, masih merahasiakan identitas peserta lelang jabatan dirjen Pajak. Ia hanya memastikan, peminat posisi dirjen Pajak sangat banyak.
Menurut Yustinus Prastowo Direktur Eksekutif Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA), banyaknya internal Kantor Pajak yang meminati kursi Dirjen Pajak merupakan kabar baik. Jika salah satu terpilih, bisa berefek positif bagi Direktorat Jenderal Pajak. "Orang dalam sudah memahami teknis perpajakan," ujarnya.
Namun, pelamar dari luar kantor pajak bukan berarti tak memiliki keunggulan itu. Calon dari eksternal terkadang punya keunggulan tertentu yang tak ada dari internal. "Darmin Nasution bukan dari Kantor Pajak, tapi cukup sukses saat menjabat Dirjen Pajak," ungkap Prastowo.
Prastowo mengingatkan, dari nama-nama yang beredar, ada beberapa yang punya track record kurang baik. Catatan Prastowo, nama Haryo Damar pernah disebut dalam kasus penyuapan terhadap petugas pajak Mohammad Dian Irwan Nuqushira dan Eko Darmayanto. Dian dan Eko ditangkap Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) pada Mei 2013. Keduanya adalah pemeriksa pajak di Kanwil Jakarta Timur. "Sisanya persoalan teknis saja, saya tidak mendengar masalah korupsi," kata dia.
Selain nama-nama yang beredar, Prastowo berpendapat, banyak pegawai pajak lain yang berpotensi menduduki kursi orang nomor satu di Ditjen Pajak. Nama-nama tersebut adalah Ken Dwijugiasteadi yang saat ini menjabat Kepala Kantor Wilayah I Jawa Timur. "Pengalaman Ken banyak dan berani melakukan law enforcement," terangnya.
Nama lainnya dari internal Kantor Pajak adalah Sigit Priadi Pramudito yang sekarang menjabat sebagai Kepala Kantor Wilayah Wajib Pajak Besar. Menurut Prastowo, Sigit sudah terkenal memiliki kinerja yang bagus, rendah hati, dan bisa mengayomi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News