kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kurator akui sulit bereskan harta pailit SNP Finance


Senin, 12 November 2018 / 17:16 WIB
Kurator akui sulit bereskan harta pailit SNP Finance
ILUSTRASI. Ilustrasi Simbol Hukum dan Keadilan


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurator kepailitan PT Sunprima Nusantara Pembiayaan (SNP) Finance Irfan Aghasar mengaku akan mengalami kesulitan melakukan pemberesan harta pailit. Sebab, satu-satunya aset Sunprima yang bisa dibereskan hanya berupa fidusia, alias account receivable dari pelanggan Sunprima.

"Pasti akan sulit, karena kami tidak tahu fidusia ini dipegang oleh siapa? Makanya dalam proses kepailitan ini, tim kurator akan lebih berhati-hati, karena sekarang kepengurusan perusahaan ada di tim kurator," kata Irfan kepada Kontan.co.id, usai rapat kreditur di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat, Senin (12/11).

Sesuai jadwal kepailitan Subprima, Selasa (13/11) kurator baru akan membuka pendaftaran tagihan para kreditur hingga 23 November 2018 mendatang. Sedangkan rapat verifikasi tagihan akan dilaksanakan pada 11 Desember 2018 di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat.

"Proses pendaftaran tagihan akan lebih ketat, apakah benar nilai yang diajukan kreditur, bukti transfernya ada atau tidak, karena sekarang juga ada proses pidana yang sedang berjalan," lanjut Irfan.

Sementara Corporate Secretary Sunprima Ongko Ourba Dasuha menuturkan, sejak ada proses pidana yang melibatkan petinggi Sunprima, rekening-rekening Sunprima tengah diblokir. Sehingga koleksi piutang pelanggan Sunprima pun tak masuk ke kas perusahaan.

Oleh karenanya, dalam rapat Ongko meminta baik kepada hakim pengawas maupun tim kurator agar rekening kembali dibuka untuk mengoptimalkan pengembalian utang dalam proses kepailitan kelak.

"Kami minta agar diberikan kelonggaran agar membuka rekening. Karena ada beberapa tunggakan pemeliharaan data, karyawan, telepon. Sementara kalau data IT kami terus shut down begini, tagihan dari pelanggan juga tidak bisa masuk," kata Ongko kepada Kontan.co.id dalam kesempatan sama.

Padahal, kata Ongko, sampai saat ini, Sunprima masih menerima pembayaran dari para pelanggannya. Nah kegiatan koleksi piutang ini yang kelak menjadi bekal Sunprima membayar utang ke kreditur-krediturnya.

Meskipun jika merujuk analisis AJ Capital yang merupakan konsultan keuangan PKPU Sunprima, tingkat pengembalian dari piutang pelanggan memang tak akan menutup tagihan Sunprima.

Hingga Juni 2018, AJ Capital mencatat Subprima memang masih memiliki aset yang ditaksir mencapai Rp 1,15 triliun. Perinciannya Rp 1,13 triliun berasal dari piutang pelanggan, saldo kas senilai Rp 25,04 miliar, dan beberapa aset tetap yang nilai likuidasinya Rp 4,06 miliar.

Namun, piutang senilai Rp 1,13 triliun pun didominasi piutang berumur tua, Rp 543,40 miliar merupakan piutang lebih dari lima tahun. Bahkan senilai Rp 974,97 miliar piutang, berumur lebih dari satu tahun.

AJ Capital ketika itu menilai, dengan kondisi pailit, pengembalian utang Sunprima ke kreditur memang sangat kecil, hanya 1,8%-3,7% atau senilai Rp 73,57 miliar hingga Rp 150,68 miliar dari total tagihan PKPU Sunprima senilai Rp 4,09 triliun.

Mengingatkan saja, Sunprima dinyatakan pailit pada 26 Oktober 2018 oleh Majelis Hakim Pengadilan Niaga Jakarta Pusat. Sunprima pailit sebab gagal berdamai ketika PKPU. Dalam PKPU, nilai tagihan Sunprima diketahui mencapai Rp 4,09 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×