Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berdasarkan data Asosiasi Produsen Terigu Indonesia (Aptindo) pada kuartal III tahun ini, jumlah impor gandum untuk industri makanan sebesar 5,8 juta ton. Angka tersebut tumbuh sebesar 4,8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Ketua Umum Aptindo Franciscus Welirang mengatakan, peningkatan ini adalah hal yang wajar. Menurutnya jumlah impor ini terus meningkat karena permintaan industri serta konsumen yang turut bertumbuh. Dia bilang, rata-rata pertumbuhan produksi tepung terigu setiap tahunnya memang sekitar 5%.
"Kalau dalam kondisi stabil memang sekitar 5% pertumbuhannya setiap tahun, memang ada saat-saat menurun produksinya. Biasanya kalau turun 5%, tahun berikutnya meningkat 10% atau 7%," ujar Franciscus, Jumat (27/10).
Hingga akhir tahun, Franciscus memperkirakan impor gandum akan meningkat 5% dibandingkan tahun sebelumnya. Pada 2016, impor gandum untuk industri makanan sekitar 8,1 juta ton. Artinya, sampai akhir tahun, impor gandum berkisar 8,5 juta.
Selain karena permintaan atas tepung terigu yang juga meningkat, peningkatan impor gandum ini kemungkinan bertumbuh sebagai cadangan bahan baku industri. "Masing-masing industri kan memiliki buffer stock, bisa kecil atau besar saya kira untuk itu juga," ujarnya.
Sementara itu, Franciscus menyebutkan selama ini Indonesia mengimpor gandum paling banyak dari Australia. Selebihnya diimpor dari Kanada, Amerika, dan beberapa dari Ukraina, dan negara lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News