Reporter: Barly Haliem | Editor: Sandy Baskoro
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kabar gembira bagi warga Jakarta. Kini udara di wilayah Jakarta lebih baik dan semakin bersih dari polusi.
Tak percaya? Saat cuaca cerah, cobalah lihat langit Jakarta yang sekarang cenderung makin biru terang dan sedap dipandang.
Yang jelas, indikator peningkatan kualitas udara di Jakarta terlihat pada data Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU). Ini adalah indeks yang disusun oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sebagai parameter kualitas udara.
Berdasarkan data per 2 April 2020 pukul 15.00 WIB, Jakarta memiliki skor ISPU di angka 27. Skor ini berada dalam rentang kategori udara berkualitas baik.
Skor ISPU di Jakarta pada 2 April 2020 juga lebih baik dari hari sebelumnya yang berada di angka 35. Secara umum pula, angka ini masih di atas tingkat kualitas udara tahun 2019.
Sepanjang tahun lalu atau selama 365 hari, KLHK mencatat, sebanyak 212 hari kualitas udara Jakarta masuk kategori sedang. Adapun 130 hari masuk kategori udara dengan kualitas baik. Selama tiga hari di tahun lalu, udara Jakarta masuk kategori tidak sehat, sementara 20 hari selebihnya tidak terdata.
Sebagai catatan, kategori ISPU terbagi menjadi lima. Di antaranya adalah ketegori “Baik” dengan angka 0-50, kategori “Sedang” dengan angka 51-100. Kemudian kategori “Tidak Sehat” memiliki angka ISPU di rentang 101-199, “Sangat Tidak Sehat” di rentang 200-299, dan level “Berbahaya” dengan rentang 300-500.
>>> Membaik sejak Covid-19, di halaman berikutnya
Laju perbaikan kualitas udara Jakarta ini boleh jadi berkaitan dengan penurunan aktivitas perkantoran, bisnis dan mobilitas manusia di Jakarta, sejak pekan pertama Maret 2020. Pembatasan mobilitas masyarakat ini terjadi setelah dua orang warga Depok dinyatakan positif terinfeksi Covid-19.
Apalagi, sejak 16 Maret 2020, Gubernur Jakarta Anies Baswedan menutup kegiatan sekolah dan mengganti dengan sekolah di rumah. Setelah itu, Gubernur Anies juga merekomendasikan penutupan kantor di Jakarta, tempat hiburan, hingga pusat perbelanjaan.
Alhasil, serangkaian kebijakan tersebut menekan drastis laju mobilitas. Pada gilirannya, lalu lalang kendaraan pribadi dan transportasi umum menurun drastis. Taksirannya, lalu lalang kendaraan turun lebih dari 30% dibanding dengan sebelum pembatasan mobilitas.
Sebagai gambaran, tahun lalu, berdasarkan data hasil kajian Dinas Lingkungan HIdup DKI Jakarta, total kendaraan yang melintas wilayah Ibukota mencapai 20 juta unit per hari. Asap kendaraan bermotor ini menyumbang 75% polusi di Jakarta.
Dari total jumlah kendaraan yang melintas Jakarta, sebanyak 3,5 juta merupakan mobil pribadi, dan 4,7 juta kendaraan khusus lain. Adapun jumlah kendaraan roda dua atau sepeda motor yang melintas di Jakarta mencapai 13,3 juta unit per hari.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Andono Warih menyatakan, selain faktor program bekerja di rumah, hujan dan angin juga membantu perbaikan kualitas udara Jakarta. “Hujan yang turun di Jabodetabek turut mencuci atmosfer dari polusi,” kata dia dalam keterangan tertulisnya, akhir Maret lalu.
Dia menambahkan, data hasil pemantauan di lima Stasiun Pemantauan Kualitas Udara (SPKU) Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta menunjukkan penurunan konsentrasi parameter PM 2.5 atau partikel debu halus berukuran 25 mikrogram/m³ selama penerapan bekerja di rumah.
“Namun, penurunan ini juga konsisten dengan tingkat curah hujan. Ketika curah hujan tinggi, kosentrasi parameter PM 2.5 menunjukan penurunan dan ketika hari-hari tidak hujan, kosentrasi parameter PM 2.5 sedikit meningkat,” kata dia.
>>> Udara Bekasi sangat tidak sehat, di halaman berikutnya
Secara umum berdasarkan ISPU KLHK, kualitas udara di kawasan Jabodetabek membaik di sebagian besar wilayah. Selain Jakarta, kualitas udara di Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan berada di kategori kualitas udara baik. Sementara kualitas udara di Depok masuk ketegori kualitas sedang.
Di antara daerah lain, kualitas udara di Bekasi cenderung paling jelek. Per tanggal 2 April 2020, ISPU Bekasi berada di level 209 atau masuk kategori udara sangat tidak sehat.
Angka ISPU Bekasi ini juga naik dibanding periode 1 April 2020 yang berada di angka 192. Dengan kata lain, kualitas udara di Bekasi cenderung turun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News