Sumber: Kompas.com | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi udara di wilayah Pekanbaru masih terpantau tidak sehat pada Minggu (15/9) pagi. Hal ini diketahui dari data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika.
Plt. Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana Agus Wibowo yang saat ini berada di wilayah Pekanbaru mengatakan, pagi ini masih teramati kabut tipis akibat asap kebakaran hutan dan lahan ( karhutla).
"Secara umum bisa dikatakan bahwa di Riau memang tidak terdeteksi hotspot oleh satelit, tapi hasil laporan satgas kemarin sore bahwa masih ada titik api yang belum padam dan mengeluarkan asap sehingga kondisi masih berasap," ujarnya kepada Kompas.com, Minggu (15/9).
Baca Juga: Masih ada 27 hotspot kategori tinggi, BNPB: Jarak pandang di Riau hanya 1 km
Agus menjelaskan, asap di Riau merupakan dampak dari karhutla di Sumatera Selatan, Jambi, dan Riau.
"Asap dari Sumatra Selatan dan Jambi mengarah ke Riau dan Sumbar," ujar Agus.
Dihubungi secara terpisah, Kepala Bidang Humas BNPB Rima Rosita menyarankan, masyarakat yang berada di wilayah terdampak karhutla untuk meminimalisir kegiatan di luar rumah jika memang tak ada acara yang penting.
"Dianjurkan untuk memakai masker. Masker jangan hanya mengandalkan sapu tangan. Tapi memang masker yang dijual di apotek (masker kesehatan). Kalau masker kotor, cepat diganti," kata Rima.
Baca Juga: Kemarau di Riau berlangsung hingga Oktober 2019, kabut asap masih pekat
Sementara itu, masyarakat diminta menekan akses asap dengan menutup jendela rumah agar asap tak masuk ke dalam.
"Terus di rumah menutup jendela, mengurangi supaya akses asap tidak masuk ke rumah. Jadi tutup saja. Dan untuk menghidupkan kipas angin, agar asap berputar (mengurai asap agar tak berkonsentrasi di dalam rumah)," tutur Rima.