Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom menilai, realisasi investasi di Indonesia masih belum menunjukkan perbaikan kualitas, bahkan bila dibandingkan periode satu windu silam.
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengungkapkan, hal ini bisa dilihat dari serapan tenaga kerja dari capaian investasi.
"Investasi ke Indonesia masih belum menunjukkan perbaikan kualitas, bila dilihat dampaknya terhadap serapan tenaga kerja," tegas Bhima kepada Kontan.co.id, Minggu (8/1).
Baca Juga: Berikut Cara Agar Investasi yang Masuk Makin Mendorong Perekonomian
Bhima menjabarkan data yang ia ambil dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Capaian investasi periode Januari 2014 hingga September 2014 mencapai Rp 342,70 triliun. Ini menyerap tenaga kerja sekitar 960.336.
Sedangkan capaian investasi periode Januari 2022 hingga September 2022 sebesar Rp 892,4 triliun, tetapi serapan tenaga kerja hanya 965.112 atau tak berbeda jauh dengan serapan delapan tahun sebelumnya.
"Ini bisa dibilang, pada tahun 2014 dibutuhkan investasi lebih kecil untuk menyerap tenaga kerja lebih besar. Pada tahun 2022, nilai investasi naik tapi serapan tenaga kerja loyo," tuding Bhima.
Bhima pun menyarankan, untuk mendorong kualitas investasi, maka pemerintah perlu mendorong investasi untuk masuk lebih banyak ke industri pengolahan (manufaktur).
Baca Juga: Faisal Basri Beri Saran Agar Investasi yang Masuk ke Indonesia Makin Berkualitas
Pasalnya, industri manufaktur merupakan sektor yang menyerap banyak tenaga kerja. Ini akan menekan tingkat pengangguran di Indonesia.