kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

KSSK Waspadai Rambatan Konflik Di Timur Tengah yang Kembali Memanas


Jumat, 18 Oktober 2024 / 17:54 WIB
KSSK Waspadai Rambatan Konflik Di Timur Tengah yang Kembali Memanas
Dari kiri: Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa brbincang sebelum jumpa pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Jumat (18/10).


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) mewaspadai efek rambatan dari  perekonomian dan pasar keuangan global yang melemah, imbas konflik di Timur Tengah yakni Iran dan Israel yang kembali memanas.

Menteri Keuangan sekaligus Ketua KSSK Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, ketidakpastian pasar keuangan global tersebut perlu dimonitor secara baik agar KSSK dapat memitigasi rambatan global ke perekonomian domestik.

“Ketidakpastian keuangan global yang meningkat sejalan dengan eskalasi di wilayah Timur Tengah perlu untuk terus diwaspadai dan dimonitor secara baik,” tutur Sri Mulyani dalam konferensi pers, Jumat (18/10).

Adapun Ia mencatat, memasuki kuartal IV 2024, atau hingga 15 Oktober 2024, kondisi nilai tukar rupiah mengalami pelemahan sebesar 2,82% bila dibandingkan bulan sebelumnya.

Baca Juga: 10 Tahun Jokowi IHSG Naik 51,31%, Era SBY Naik 489,29%, Ini Kata Analis

Perlemahan tersebut diakibatkan perkembangan selama dua minggu terakhir, oleh adanya ketidakpastian global akibat ketegangan geopolitik di Timur Tengah yang menyebabkan spekulasi mengenai kenaikan harga minyak.

“Karena ini adalah daerah yang betul-betul konsentrasi produksi minyak. Meskipun demikian, apabila dibandingkan dengan rupiah levelnya pada akhir Desember 2023, nilai tukar rupiah kita depresiasinya adalah sebesar 1,17% year to date (ytd),” ungkapnya.

Ia menambahkan, pelemahan rupiah sebesar 1,17% ytd tersebut, tersebut ini  masih lebih baik bila dibandingkan dengan beberapa mata uang regional seperti peso dari Filipina, bahkan dolar Taiwan dan Korean won.

Lebih lanjut, bendahara keuangan negara ini menyampaikan nilai tukar rupiah diperkirakan  terus mengalami penguatan sejalan dengan menariknya imbal hasil surat berharga pemerintah, dan inflasi di Indonesia yang relatif rendah kisaran 2,5% plus minus 1%.

“Kemudian, prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang baik, serta seluruh instrumen moneter akan terus dioptimalkan termasuk strategi operasi moneter,” tandasnya.

Baca Juga: Stabilitas Sistem Keuangan RI Kuartal III-2024 Masih Terjaga, Tapi Harus Waspada

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×