kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kritik terhadap Rini soal penunjukan direksi BUMN


Sabtu, 08 November 2014 / 20:23 WIB
Kritik terhadap Rini soal penunjukan direksi BUMN
TLKM dan UNTR Terbesar, Saham-Saham Ini Banyak Dilego Asing Saat IHSG Merosot


Sumber: TribunNews.com | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Kompetensi Menteri Badaan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, untuk menunjuk langsung jajaran direksi maupun komisaris disejumlah BUMN diragukan.

Aktivis dari Gerakan Dekrit Rakyat (GDR) Indonesia Romo Benny Susetyo menilai pemilihan direksi dan komisaris seperti yang dikatakan Rini Soemarno cenderung akan menempatkan seseorang tanpa dilihat kemampuannya.

"Persoalan kita hari ini pemilihan direksi dan komisaris itu bukan ditempatkan sesuai bidangnya, tetapi lebih pada kompromi politik dan bagi-bagi kekuasaan," kata Romo Benny dalam sebuah diskusi di Kawasan Cikini, Kamis (6/11) kemarin.

Menurutnya, persoalan yang kerap berulang adalah selalu terjebak setiap kali pergantian menteri akan menempatkan orang-orang yang ada disekelilingnya. Sehingga, sambung dia, ada kecenderungan bahwa menteri itu menetpatkan orang-orang loyal kepada dirinya.

Sementara itu, Aktivis Gerakan Dekrit Rakyat (GDR) Indonesia Dede Nugroho berharap Presiden Joko Widodo tidak memberikan wewenang besar kepada Menteri BUMN, Rini Soemarno untuk menujuk secara langsung pimpinan direksi dan komisaris perusahaan milik negara. Presiden Jokowi menurutnya harus membentuk tim penilai akhir yang berada di bawah presiden atau wakil presiden.

"Sebetulnya standar (pemerintah) sebelumnya pemilihan direksi dan komisaris itu melalui sebuah tim, yakni tim penilai akhir di bawah wakil presiden, semoga belum berubah seperti itu, keputusan terkhir berada di atas level Rini Soemarno," katanya.

Dikatakan Dede, dengan adanya tim akhir atau talens votting itu bisa melakukan pemelihan tentunya dengan transparan, jika perlu ikut melibatkan KPK di dalam proses seleksinya.

"Hal itu untuk menghindari kekhawatiran yang dipilih itu adalah kroni-kroni Rini (Soemarno) saja. Karena banyak sekali ke khawatiran, misalnya kakaknya yang pernah jadi dirut Pertamina akan diangkat lagi, atau bukan kakaknya tetapi kroninya, menempati posisi penting," katanya.

Informasi yang beredar, Rini Soemarno menggunakan jasa manajemen konsultan PT Daya Dimensi Indonesia, perusahaan konsultasi manajemen sumber daya manusia untuk memberikan assesment (penilaian) terhadap calon internal maupun eksterna.

Perusahaan ini, dipercaya  untuk memberikan penilaian terhadap sejumlah nama calon kandidat direksi pertamina. Seleksi yang tengah dilakukan PT DDI kini selain dari internal Direksi Pertamina, Rini Soemarno juga memunculkan enam nama dari eksternal untuk posisi Dirut. Informasi yang beredar, enam kandidat eksternal tersebut rata-rata tidak pernah memiliki kompetensi dan pengalaman di bidang pengelolaan sektor Migas. (Wahyu Aji)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×