kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.487.000   72.000   2,98%
  • USD/IDR 16.610   15,00   0,09%
  • IDX 8.220   131,49   1,63%
  • KOMPAS100 1.141   22,27   1,99%
  • LQ45 818   21,47   2,70%
  • ISSI 289   3,63   1,27%
  • IDX30 428   12,27   2,95%
  • IDXHIDIV20 486   16,11   3,43%
  • IDX80 127   2,59   2,09%
  • IDXV30 135   1,25   0,94%
  • IDXQ30 136   4,53   3,45%

Krisis membayang, BI gelar RDG dua kali bulan ini


Rabu, 28 Agustus 2013 / 19:09 WIB
Krisis membayang, BI gelar RDG dua kali bulan ini
ILUSTRASI. Petugas menyuntikkan vaksin COVID-19 dosis ketiga (booster) kepada warga di Masjid Agung Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (5/4/2022).


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Amal Ihsan

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) akan melaksanakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan tambahan pada besok hari, Kamis (29/8). Tidak seperti biasanya, rapat ini adalah rapat kedua kalinya yang dilakukan di bulan Agustus.

Rapat di luar kebiasaan ini dilakukan untuk membahas situasi perkembangan ekonomi terkini beserta langkah kebijakan yang akan diambil oleh BI. Tak heran, sebab selama belakangan ini nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat terus melemah hingga menembus level 11.000. Bukan hanya nilai tukar rupiah saja, inflasi yang disinyalir BI berada di kisaran 8,6%-9,2% hingga akhir tahun 2013 juga menjadi pembicaraan serius.

Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan rapat RDG memang akan membahas kondisi perubahan ekonomi baik global ataupun nasional yang mengalami perubahan. Perubahan tersebut akan dilihat dari berbagai sisi, mulai dari pertumbuhan ekonomi global, pengurangan stimulus moneter Amerika Serikat, situasi pasar global, situasi dalam negeri baik dari inflasi, ekspor impor, dan defisit current account atawa transaksi berjalan.

"Kita akan mereview semuanya itu dan kita akan membuat rekalkulasi, jadi aspek yang kita lihat besok," ujar Perry di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Rabu (28/8).

Dengan menyisir berbagai perkembangan ekonomi yang ada, BI akan melihat bauran kebijakan yang akan dilakukan. Apakah itu terkait kebijakan suku bunga ataupun nilai tukar. Tentunya, dalam hal ini akan dilihat juga apakah ada koordinasi lanjutan yang perlu dilakukan dengan pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Esensinya adalah, lanjut Perry, bagaimana BI semakin memperkuat ketahanan ekonomi nasional dengan melakukan penyesuaian-penyesuaian dalam negeri dalam menghadapi perekonomian global. Apa yang sudah dilakukan BI untuk menyiasati pelemahan perekonomian seperti menaikkan suku bunga akan dikaji lagi.

Sayangnya, Perry enggan berkomentar apakah suku bunga akan kembali dinaikkan sebagai bentuk respon kebijakan. "Kita mengatakan bauran kebijakan. Kita akan timbang dosis mana yang akan lebih kita lakukan. Kapan timingnya itu kan kita pertimbangkan," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×