kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

KPPU: 4.000 ekor sapi tidak dipotong di Tangerang


Jumat, 14 Agustus 2015 / 13:52 WIB
KPPU: 4.000 ekor sapi tidak dipotong di Tangerang


Sumber: Antara | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menemukan ada 4.000 ekor sapi milik PT Tanjung Unggul Mandiri (TUM) yang tidak dipotong saat terjadi  kelangkaan daging beberapa hari lalu.

Temuan itu diperoleh saat KPPU melakukan inspeksi mendadak (sidak) bersama Menteri Pertanian Amran Sulaiman ke lokasi penggemukan sapi (feedloter) milik TUM di Tangerang, Banten, Kamis (13/8).

"Jadi waktu itu, kami di KPPU bersama Pak Mentan Amran Sulaiman melakukan sidak ke feedloter di kawasan Tangerang dan menemukan ada 21.000 ekor sapi. 17.000 di satu kandang dan 4.000 di kandang lainnya dan ini adalah sapi siap potong," ujar Ketua KPPU Syarkawi Rauf di Makassar, Jumat (14/8).

Dia mengatakan, sapi yang jumlahnya 4.000 ekor itu sudah dipisahkan dan dikandangkan. Sapi-sapi ini seharusnya sudah akan dipotong, tetapi yang terjadi justru sebaliknya.

Dengan tidak dipotongnya 4.000 ekor sapi itu otomatis berdampak pada pasokan daging sapi di pasaran, dan inilah yang menjadi salah satu penyebab terjadinya kelangkaan.

"Itu yang di lokasi feedloter Tangerang. Kemudian kita pantau lagi RPH (rumah potong hewan) di Jakarta, sama mereka juga tidak memotong dan alasan mereka hanya ikut-ikutan karena banyak RPH tidak memotong," katanya.

Syarkawi mengaku sudah berusaha menanyakan apa dasar dari para pengusaha ini untuk menahan dan tidak jadi memotong sapi-sapinya, dan pihak pengusaha belum mau memberikan alasan jelas.

Namun hal itu tetap ditindaklanjuti oleh tim investigasi untuk merampungkan proses investigasinya. Syarkawi juga baru mau membeberkan alasan dari semua ini pekan depan.

"Proses investigasinya ini kan masih berjalan dan itu tadi saya katakan, hasil investigasi baru akan diumumkan hari Selasa, pekan depan," kata Syarkawi yang juga tenaga pengajar di Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×