Sumber: Antara | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menemukan indikasi praktek kartel terkait tingginya harga daging sapi belakangan ini. Indikasi itu didapat dari hasil penyelidikan KPPU di sejumlah daerah, seperti Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi.
"Setelah kami tinjau dibeberapa daerah di Jabodetabek itu ada indikasi mengarah memang kepada praktek kartel dan hasil penyelidikan kami belum rampung. Selasa, pekan depan sudah diumumkan," ujar Ketua KPPU Syarkawi Rauf di Makassar, Jumat (14/8).
Dia mengatakan, dugaan praktek kartel terjadi karena adanya pihak-pihak yang menahan pasokan daging sehingga menyebabkan langkanya pasokan daging sapi di pasaran. Terbukti, dari beberapa lokasi peninjauan ditemukan adanya penumpukan hewan sapi yang sengaja tidak dipotong.
Syarkawi yang didampingi Wakil Ketua R Kurnia Sya'ranie serta Kepala Bagian Kerja Sama Dalam Negeri itu belum mau menyebutkan siapa yang menahan pasokan daging tersebut.
Investigasi yang dilakukan KPPU akan meminta keterangan beberapa pihak dalam pasokan daging sapi. Mereka adalah importir, feedloter, rumah pemotongan hewan, dan pedagang.
"Proses investigasinya ini kan masih berjalan dan itu tadi saya katakan, hasil investigasi baru akan diumumkan hari Selasa, pekan depan," kata Syarkawi yang juga tenaga pengajar di Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar itu.
Dia menyebutkan, dalam Undang-Undang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, ada pasal yang melarang aksi menahan pasokan. Dugaan menahan pasokan ini, bisa terlihat dari seretnya suplai sapi yang sebenarnya tersedia. Begitu juga dengan permintaan daging sapi. Permasalahan yang terjadi ada di tengah-tengah.
Dia menceritakan, salah satu investigasi yang dilakukan KPPU adalah kunjungan ke rumah pemotongan hewan di Semanan, Jakarta Barat, kemudian ke daerah Tangerang serta beberapa daerah lainnya.
Menurut Syarkawi, dari hasil inspeksi langsung di Jakarta ditemukan 40 ekor sapi yang tidak dipotong. Saat para komisioner menanyakan perihal tidak dipotongnya sapi-sapi itu, mereka hanya menjawab untuk kesetiakawanan karena banyak RPH yang tidak memotong.
"Bahkan ada beberapa di RPH saya tanyakan langsung kenapa tidak dipotong sapi-sapinya. Ada yang menjawab untuk proses penggemukan dan ada juga yang menjawab hanya ikut-ikutan karena RPH lainnya menahan," ucapnya. Budi Suyanto
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News