kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

KPK usut keluarnya surat lunas BLBI


Kamis, 30 Mei 2013 / 19:51 WIB
KPK usut keluarnya surat lunas BLBI
ILUSTRASI. Bobobox kembali meluncurkan produk terbarunya Bobocabin di lokasi ke-2 yaitu di Green Grass Cikole


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Amal Ihsan

JAKARTA. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali meminta keterangan sejumlah pihak terkait penyelidikan penerbitan Surat Keterangan Lunas (SKL) Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI). Kali ini giliran bekas Kepala Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) I Putu Gede Ary Suta yang dimintai keterangan penyidik. 

"Iya benar-benar (diperiksa terkait BLBI)," kata Ary saat ditemui di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (30/5). 

Sayangnya pria yang pernah memberikan sejumlah data BLBI ke pihak KPK itu enggan untuk menjelaskan substansi pertanyaan yang ditanyakan penyidik. Ary beralasan dari surat panggilan yang diterimanya saja sudah bersifat rahasia apalagi mengenai pemeriksaannya. 

"Saya tidak bisa menjelaskan yang bukan wewenang saya. KPK yang bisa menjelaskan," imbuhnya. 

 Sementara saat dikonfirmasi ke pihak KPK, Juru Bicara KPK Johan Budi mengaku belum mengetahui mengenai pemeriksaan Ary. Menurutnya ia masih akan mengkonfirmasi kebenaran informasi pemeriksaan tersebut. 

Sebelumnya KPK juga telah memeriksa sejumlah mantan Menteri Keuangan terkait kasus BLBI seperti Kwik Kian Gie (1999-2000), Rizal Ramli (2000-2001) dan Dorodjatun Kuntjoro Jakti (2001-2004). 

Perkara ini bermula dari dikeluarkannya Surat Keterangan Lunas (SKL) saat pemerintahan Presiden Megawati Soekarno Putri. Setelah menerbitkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 8 tahun 2002 yang memberikan jaminan kepastian hukum kepada obligor yang bersikap kooperatif, Megawati kemudian menerbitkan SKL yang berisi release and discharge pada 22 obligor.

Akibat pemberian release and discharge, debitor dan obligor BLBI yang dianggap telah menyelesaikan kewajibannya dan dibebaskan dari aspek pidana, baik dalam tahap penyelidikan, penyidikan dan atau penuntutan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×