CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.482.000   -35.000   -2,31%
  • USD/IDR 15.800   -121,00   -0,77%
  • IDX 7.322   55,53   0,76%
  • KOMPAS100 1.120   5,81   0,52%
  • LQ45 885   5,41   0,62%
  • ISSI 222   1,93   0,88%
  • IDX30 453   1,57   0,35%
  • IDXHIDIV20 545   1,27   0,23%
  • IDX80 128   0,70   0,54%
  • IDXV30 137   1,60   1,18%
  • IDXQ30 151   0,42   0,28%

KPI: Siaran hitung cepat setelah pukul 13.00 siang


Selasa, 08 Juli 2014 / 16:33 WIB
KPI: Siaran hitung cepat setelah pukul 13.00 siang
ILUSTRASI. Mitra Distribusi (Midis) sukses mengantongi penjualan yang maksimal dari penawaran Savings Bond Ritel (SBR) SBR012


Sumber: Kompas.com | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) meminta lembaga survei opini publik dan pihak stasiun televisi tidak menyiarkan hasil hitung cepat perolehan suara Pemilu Presiden (Pilpres) sebelum pukul 13.00 waktu Indonesia barat (WIB). Sebab, hasil hitung cepat dapat memengaruhi kecenderungan pilihan publik.

"Kami imbau, quick count, kalau mau pemilu yang langsung, umum, bebas, rahasia (luber), jujur, adil (jurdil) dan damai, menurut kami baru diumumkan paling cepat pukul 13.00 WIB, saat pemungutan suara di wilayah barat sudah selesai," ujar Komisioner KPI Idy Muzayyad dalam diskusi "Kontribusi Media Massa untuk Konsolidasi Demokrasi dalam Pilpres 2014" di Gedung KPU, Jakarta Pusat, Selasa (8/7).

Ia mengatakan, selain memengaruhi kecenderungan pilihan pemilih pada pasangan tertentu, hasil hitung cepat juga mempengaruhi semangat pendukung untuk menggunakan hak pilihnya. Menurut dia, menahan pengumuman hasil cepat sama dengan menjaga semangat tinggi pendukung tersebut.

Idy mengakui, Mahkamah Konstitusi (MK) sudah membatalkan norma dalam Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pilpres terkait pengumuman hasil survei dan hitung cepat. Namun, kata dia, lembaga survei dan stasiun televisi harus menyadari bahwa peserta pilpres kali ini hanya ada dua orang. "Selisih satu suara saja sangat menentukan. Dan satu suara itu bisa terpengaruh dari hasil survei itu," kata Idy. (Deytri Robekka Aritonang)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×