Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Dampak bencana banjir dan longsor di wilayah Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara menunjukkan skala darurat.
Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas), Marsekal Muda TNI Mohammad Syafii melaporkan bahwa total warga yang terdampak dari bencana tersebut telah mencapai lebih dari 33.600 jiwa.
Syafii mengungkapkan, pihaknya yang bertindak selaku leading sector dalam operasi SAR, membeberkan data korban per hari ini Senin (1/12/2025). Data tersebut menunjukkan angka korban meninggal dunia serta ratusan jiwa yang masih dalam proses pencarian.
"Kami laporkan bahwa jumlah warga yang terdampak dari bencana yang ada di Aceh, Sumatera Barat, dan juga Sumatera Utara mencapai 33.620 jiwa," ujarnya dalam rapat kerja bersama Komisi V DPR RI, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (1/12/2025).
Baca Juga: Mendagri Akan Lakukan Investagasi Terkait Asal Kayu Gelondongan di Banjir Sumut
Dari total warga yang terdampak tersebut, Syafii merinci, pihaknya telah mengevakuasi sebanyak 447 jiwa dalam kondisi meninggal dunia. Sementara itu, jumlah korban yang terlaporkan masih dalam pencarian mencapai 399 jiwa.
Angka korban meninggal yang mencapai ratusan tersebut menjadi fokus utama operasi SAR gabungan yang melibatkan seluruh potensi SAR di lapangan. Di sisi lain, Basarnas dan tim gabungan berhasil mengevakuasi sejumlah besar warga yang selamat.
"Untuk jumlah korban selamat yang dievakuasi oleh Badan SAR Nasional dan juga beserta seluruh potensi SAR yang terdata ada 33.173 jiwa," sebutnya.
Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengakui penanganan darurat banjir dan longsor di Sumatera Utara (Sumut) menghadapi tantangan terberat akibat tingginya jumlah korban jiwa dan terisolasinya beberapa wilayah kunci.
Kepala BNPB Suharyanto menyatakan, fokus utama penanganan saat ini adalah dua wilayah yang terisolir total, yakni Tapanuli Tengah dan Sibolga. Kedua daerah tersebut saat ini hanya bisa dicapai lewat udara melalui Bandara Pinangsori atau jalur laut.
“Yang sekarang masih perlu mendapat perhatian secara serius adalah dua daerah. Yang pertama Tapanuli Tengah, yang kedua Sibolga. Kenapa ini mendapat perhatian penuh? Karena terisolir,” ujarnya dalam konferensi pers, Minggu (30/11/2025).
Baca Juga: Prabowo Pastikan Kebutuhan BBM Untuk Wilayah Banjir di Sumatra Segera Terpenuhi
Suharyanto menyebutkan, jumlah korban meninggal dunia di Sumatera Utara tampak bertambah dari laporan beberapa hari sebelumnya.
"Untuk wilayah Sumatera Utara, yang meninggal 172 orang, ini masih ada yang hilang 147 orang, kemudian yang terdampak ini cukup banyak, masyarakat yang selamat dan mengungsi," kata dia.
Sementara itu, untuk wilayah Sumatera Barat, jumlah korban meninggal bertambah hingga 90 jiwa, dengan sebagian besar berasal dari Kabupaten Agam.
Kemudian di Aceh, jumlah korban meninggal dunia mencapai 54 jiwa dan 55 orang dinyatakan hilang. Menurutnya, tantangan utama saat ini adalah banyaknya ruas jalan yang masih putus, termasuk jalur dari Sumut ke Aceh hingga Bener Meriah yang masih terisolir.
Selanjutnya: Lakukan Transformasi Investasi, IFG Pastikan Keamanan Pemegang Polis
Menarik Dibaca: Promo PSM Alfamart Periode 1-7 Desember 2025, Es Krim Wall’s Feast Beli 2 Gratis 1
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













