Reporter: Ramadhani Prihatini | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Rencana subsidi yang akan diintegrasikan dalam Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) dipastikan akan mulai berjalan tahun depan. Konversi pencabutan subsidi LPG 3 kilogram pun siap dimasukkan dalam kartu tersebut.
Tiga bantuan dari pemerintah segera dimasukkan dalam KKS. Di antaranya bantuan konversi LPG, Program Keluarga Harapan (PKH), dan bantuan pangan non tunai.
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menyatakan dalam rapat koordinasi yang digelar sejumlah kementerian terkait, Khofifah bilang ketiga Bansos itu dinyatakan siap untuk dintegrasikan. Ia mengatakan sejumlah bantuan tersebut akan digelontorkan pada Februari 2018.
"Hari ini kita ambil keputusan bahwa integrasi tersebut siap," kata Khofifah usai rapat koordinasi di Kementerian Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (Kemko PMK), Selasa (25/7).
Ia menyatakan untuk penerima bantuan LPG pemerintah menargetkan sebanyak 25,7 juta rumah tangga penerima manfaat. Tapi bantuan tersebut akan dilakukan secara bertahap. Tahap pertama yang akan diberikan ialah 15,5 juta rumah tangga yang terdiri dari 10 juta penerima PKH pada 2018 dan 5,5 juta Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM).
Untuk sisanya 10,2 juta rumah tangga yang hanya penerima konversi subsidi LPG 3kg perlu dilakukan sinkronisasi data. Dan jumlah perima konversi LPG tersebut akan dilakukan bertahap sesuai daerah.
"Kita butuh matching data untuk 10,2 juta penerima subsidi, dan ini akan dilakukan secera bertahap dulu," imbuhnya.
Khusus untuk konversi LPG pemerintah akan memberikan subsidi senilai Rp 110.000 per bulan untuk rumah tangga penerima manfaat.
Sekretaris Eksekutif TNP2K Bambang Widianto sudah menyiapkan data 40% masyarakat miskin terbawah. Ia bilang dari sisi data pihaknya sudah mengestimasi kebutuhan penerima bantuan hingga tahun 2018.
Namun Bambang menjelaskan bantuan sosial ini masih perlu finalisasi mekanisme pencairannya. Menginggat estimasi jumlah penerima bantuan sosial tersebut besar. "40% warga miskin ini kan sangat besar, jadi mesti hati-hati penyalurannya," kata Bambang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News