kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Konsumsi rumah tangga menopang ekonomi triwulan I


Minggu, 06 April 2014 / 12:40 WIB
Konsumsi rumah tangga menopang ekonomi triwulan I
ILUSTRASI. Pekerja menyelesaikan pemasangan logo KTT B20 Indonesia di BNDCC, Nusa Dua, Badung, Bali, Jumat (11/11/2022). ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/wsj.


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Konsumsi rumah tangga masih menjadi andalan pertumbuhan ekonomi triwulan I 2014. Adanya pemilihan umum (pemilu) kembali mendongkrak konsumsi masyarakat.

Pengamat Ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati menilai, pertumbuhan ekonomi pada triwulan I memang akan berkisar antara 5,7%-5,8%. Adanya pileg membuat pengeluaran seluruh daerah di Indonesia menjadi tinggi.

Konsumsi inilah yang kemudian, menurut Enny, menggerakkan pertumbuhan dalam negeri. Pasalnya, pertumbuhan dari sisi investasi tidak bisa diharapkan karena dalam trend melambat. 

Pemilu tidak hanya mendorong konsumsi namun juga mendorong ekspansi produksi. Karenanya indeks tendensi bisnis Indonesia bisa meningkat. "Hingga triwulan II kontribusi konsumsi akibat pemilu mash signifikan," tandasnya.

Di sisi lain, Kepala Ekonom Danareksa Research Institute Purbaya Yudhi Sadewa berpendapat, pertumbuhan ekonomi triwulan I hanya mencapai 5,59%. Pertumbuhan ini terdiri dari konsumsi sebesar 4,9%, investasi sebesar 3,1%, dan sektor manufaktur sebesar 5,2%.

Pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah ketimbang prediksi BI dan pemerintah ini, dikarenakan efek pemilu tahun ini tidak terlalu besar terhadap konsumsi masyarakat. Kebijakan moneter BI yang belum juga dilonggarkan menjadi penghambat laju pertumbuhan.

Sektor investasi dan manufaktur cenderung masih wait and see untuk melakukan ekspansi bisnis. Hal ini karena menunggu kepastian hasil pemilu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×