kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Konsumsi menopang ekonomi kuartal I


Selasa, 10 April 2012 / 00:01 WIB
Konsumsi menopang ekonomi kuartal I
ILUSTRASI. SPBU BP-AKR di Indonesia


Reporter: Herlina Kartika Dewi | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Pemerintah musti bersyukur, ekonomi Indonesia selama triwulan I 2012 masih tumbuh positif. Meski peran belanja pemerintah masih mini, beruntung tingkat konsumsi masyarakat maupun investasi swasta bisa menggerakkan roda perekonomian triwulan I tahun ini.

Berdasarkan hitungan pemerintah, angka pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2012 setidaknya masih bisa mencapai 6,5%, sama seperti periode yang sama tahun lalu.

Menurut Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Bambang Brodjonegoro, angka perkiraan pemerintah ini telah mempertimbangkan perlambatan ekonomi dunia. Indonesia sudah merasakan adanya penurunan angka ekspor sepanjang kuartal I/2012 lalu. "Mudah-mudahan kuartal I masih bisa 6,5%," ujarnya, Senin (9/4).

Dalam hitungan BKF, pendorong pertumbuhan ekonomi kuartal I lalu, terbesar masih berasal dari konsumsi masyarakat dan investasi. "Investasi dan konsumsi harus bisa menggantikan peran ekspor yang menurun di 2012 ini," jelas Bambang.

Agar pertumbuhan sepanjang tahun ini tetap stabil, Indonesia memerlukan pertumbuhan investasi sekitar 9%-10%. Pemerintah berharap, investasi yang tetap tumbuh positif bisa menggantikan peran ekspor yang melorot. Menteri Keuangan Agus Martowardojo sebelumnya juga berharap, nilai investasi ke sektor riil tahun ini bisa meningkat setelah peringkat utang Indonesia membaik.

Selain investasi, Bambang berharap, tingkat konsumsi masyarakat harus tumbuh lebih besar ketimbang tahun lalu, atau paling tidak sama dengan kuartal I tahun lalu.
Harapan pemerintah agar konsumsi masyarakat meningkat ini sangat ironis. Sebab, sebelumnya pemerintah bertekad menaikkan harga jual bahan bakar minyak (BBM) yang akan menyebabkan daya beli anjlok.

Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) membuat aturan yang bisa mengerem tingkat konsumsi masyarakat. BI mewajibkan, uang muka kredit kendaraan bermotor dan kredit perumahan, minimal sebesar 25% untuk motor, dan 30% untuk mobil dan rumah. Aturan ini diprediksi bakal menyebabkan penjualan kendaraan dan rumah bakal susut.

Kepala Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti berpendapat, meski ekspektasi kenaikan harga BBM bersubsidi secara tidak langsung bisa berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi, tapi pada kuartal I tahun ini, pertumbuhan ekonomi masih cukup baik.

Namun, Destri memperkirakan, pertumbuhan ekonomi triwulan I 2012, tidak bisa kencang seperti tahun lalu yang mencapai 6,5%. "Tapi, setidaknya pertumbuhan ekonomi kuartal I tahun ini bisa di atas 6%," ungkap Destry.

Ia beralasan, beberapa indikator yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi masih bagus seperti data penjualan mobil, sepeda motor, semen, dan pertumbuhan kredit di awal tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×