kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Konsumsi jadi penopang, ekonomi Indonesia diprediksi tumbuh 5,2% di kuartal I 2019


Minggu, 05 Mei 2019 / 13:22 WIB
Konsumsi jadi penopang, ekonomi Indonesia diprediksi tumbuh 5,2% di kuartal I 2019


Reporter: Grace Olivia | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konsumsi domestik diperkirakan masih menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang kuartal pertama tahun 2019. Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memperkirakan, pertumbuhan ekonomi kuartal I-2019 yang akan dirilis Senin (6/5), berada pada level 5,2% year on year (yoy).

"Pertumbuhan kuartal pertama lebih ditopang konsumsi domestik yang baik, daya beli masyarakat yang stabil, dan angka inflasi yang juga rendah," ujar David, Jumat (3/5).

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi bulanan pada Maret 2019 sebesar 0,11% atau secara tahunan 2,48%. Dengan demikian, inflasi Januari-Maret 2019 tercatat 0,35%. David menilai, angka inflasi masih akan terjaga dalam target Bank Indonesia (BI) sepanjang tahun ini yaitu 3,5% plus minus 1% secara tahunan.

Pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2019, kata David, ditopang kegiatan konsumsi yang relatif baik lantaran kondisi harga cukup stabil. Aktivitas kampanye dan persiapan pemilihan umum sepanjang periode tersebut juga turut berkontribusi, mulai dari aktivitas logistik, konsumsi makanan dan minuman, hingga aktivitas terkait transportasi.

Hanya saja, David melihat, sisi investasi masih belum menopang pertumbuhan ekonomi. Realisasi investasi di kuartal I-2019, menurut laporan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), hanya tumbuh 5,3% yoy. "Ini mungkin terkait kondisi eksternal juga, ada faktor wait and see sebelum pemilu," pungkasnya.

David memandang ada perbaikan dari sisi perdagangan internasional alias kegiatan ekspor impor Indonesia. Namun, perbaikan ini lebih disebabkan menurunnya impor secara cukup signifikan.

"Sementara, ekspor kita masih cenderung moderat, salah satunya akibat harga komoditas yang masih cenderung lemah juga," kata David.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×