kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.679.000   7.000   0,42%
  • USD/IDR 16.490   100,00   0,60%
  • IDX 6.520   249,06   3,97%
  • KOMPAS100 949   42,15   4,65%
  • LQ45 738   34,14   4,85%
  • ISSI 202   5,55   2,82%
  • IDX30 382   17,70   4,85%
  • IDXHIDIV20 462   16,68   3,75%
  • IDX80 107   4,47   4,34%
  • IDXV30 110   2,54   2,36%
  • IDXQ30 125   5,23   4,36%

Konsumen bisa mengadu jika transaksi pakai valas


Selasa, 10 Maret 2015 / 15:46 WIB
Konsumen bisa mengadu jika transaksi pakai valas
ILUSTRASI. Manfaat cuka apel untuk kesehatan.


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Salah satu penyebab rupiah mengalami pelemahan adalah karena suplai valuta asing (valas) dollar Amerika Serikat (AS) yang meningkat. Permintaan dollar AS yang meningkat salah satu sumbernya berasal dari banyaknya transaksi dalam negeri yang masih menggunakan dollar.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan Indonesia sudah mempunyai Undang-Undang (UU) mata uang yang mewajibkan transaksi dalam negeri menggunakan rupiah. Namun pada kenyataannya masih banyak transaksi dalam negeri yang menggunakan dollar. "Ini yang menyulitkan kendalikan permintaan terhadap dollar," ujarnya, Selasa (10/3).

Dirinya memberi contoh, ada kawasan industri di daerah Jakarta Timur yang menggunakan sewa terhadap semua tenantnya dalam dollar per meter persegi. Menurut Bambang, pemerintah tidak menjadi masalah apabila acuan harga yang diambil adalah dollar, namun nanti dalam transaksinya harus menggunakan rupiah.

Untuk mendisplinkan transaksi ini, pemerintah mengambil tindakan. Kementerian Keuangan (Kemkeu), Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan penegak hukum akan membentuk tim gabungan untuk memberikan pelaksanaan yang tegas dalam UU mata uang. Salah satu bentuk realisasi yang akan dilakukan tim gabungan adalah membentuk call center aduan masyarakat.

Call center ini akan menjadi basis masyarakat untuk bisa menerima aduan apabila mengetahui ada transaksi dalam negeri yang masih menggunakan valas dalam bentuk apapun. "Selama ini masyarakat bingung mau ngadu ke mana. Kita akan buat call center yang mudah diingat dan ada petugas yang bisa tindak lanjuti," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×