Reporter: Abdul Basith | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Masyarakat harus berperan aktif dalam pelaksanaan konservasi laut. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut (KKHL), Andi Rusandi (27/7). Menurutnya, apa yang telah dilakukan masyarakat adat di Nusa Tenggara Timur (NTT) dapat menjadi contoh bagaimana konservasi yang baik suatu wilayah dilakukan.
"Peraturan adat dari masyarakat lebih cepat mengatur dibandingkan kebijakan pemerintah. Selain itu, aturan adat pun sejalan dengan pemerintah untuk menjaga kelestarian lingkungan. Sehingga, peran masyarakat adat cukup signifikan," ujar Andi.
Andi menyontohkan pencapaian pelaksanaan konservasi di Sunda Kecil, NTT, yang sudah baik. Munculnya Taman Wisata Laut terbesar di Indonesia ini merupakan pencapaian besar.
Salah satu tolak ukurnya antara lain: desain jejaring KKP Sunda Kecil yang tangguh dirilis tahun 2011 dan dilakukukan pembaharuan pada 2014 dan 2017. Selain itu, dilakukan pembentukan Dewan Konservasi Perairan Provinsi (DKPP) NTT di 2013 yang ditujukan untuk menjembatani komunikasi kepentingan nasional.
Tolak ukur lainnya yaitu hasil survei pemutihan karang yang dilakukan The Nature Conservancy (TNC) saat peristiwa kenaikan suhu permukaan laut tahun 2016 menyebabkan pemutihan karang di hampir semua wilayah Indonesia. Survei menunjukkan, kesehatan ekosistem TNP Laut Sawu relatif stabil.
Survei yang sama juga menunjukkan, pemantauan pantai peneluran penyu yang dilakukan di TNP Laut Sawu (2015-2016) menunjukkan penurunan terhadap pengambilan telur dan penyu dewasa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News