kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.922   8,00   0,05%
  • IDX 7.195   54,43   0,76%
  • KOMPAS100 1.105   10,17   0,93%
  • LQ45 876   9,53   1,10%
  • ISSI 221   1,21   0,55%
  • IDX30 447   4,91   1,11%
  • IDXHIDIV20 539   4,62   0,86%
  • IDX80 127   1,20   0,96%
  • IDXV30 134   0,42   0,31%
  • IDXQ30 149   1,27   0,86%

Komite etik akan periksa internal KPK


Rabu, 27 Februari 2013 / 14:33 WIB
Komite etik akan periksa internal KPK
ILUSTRASI. Petugas kepolisian melakukan investigasi setelah beberapa orang tewas dan lainnya luka-luka oleh seorang pria yang menggunakan busur dan anak panah untuk melakukan serangan, di Kongsberg, Norwegia, 13 Oktober 2021.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Amal Ihsan

JAKARTA. Komite Etik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mulai bertugas. Komite Etik menggelar pertemuan pertama dengan agenda penyusunan jadwal pemeriksaan dan merekonstruksi persoalan bocornya surat perintah penyidikan (sprindik) terhadap Anas Urbaningrum.

"Kami akan menjadwalkan siapa saja yang relevan untuk diminta keterangan," ujar Anies Baswedan, salah seorang anggota Komite Etik KPK, saat tiba di Gedung KPK, Rabu (27/2).

Menurut Anies, mulai sore ini, para anggota komite etik sudah akan menentukan siapa saja yang harus diperiksa. Jadi pada rapat hari ini, para anggota akan merumuskan terlebih dahulu mengenai persoalan kebocoran sprindik yang diduga berasal dari kalangan internal KPK.

Rektor Universitas Paramadina ini menuturkan belum akan membicarakan persoalan sanksi yang akan diberikan jika sudah menemukan siapa yang melakukan pembocoran tersebut. Sebab fokus utama para anggota komite etik saat ini adalah merekonstruksi persoalan bocornya sprindik terlebih dahulu. Setelah itu selesai, barulah para anggota komite etik merumuskan sanksinya.

Komite etik KPK terdiri dari Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto dan penasihat KPK Abdullah Hehamahua. Unsur eksternalnya terdiri dari mantan pimpinan KPK Tumpak Hatongaran Panggabean, Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan, dan mantan hakim Mahkamah Konstitusi Abdul Mukti Fadjar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×