kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Komisi XI DPR pertanyakan strategi Kemenkeu kerek penerimaan perpajakan di 2020


Selasa, 28 Januari 2020 / 19:55 WIB
Komisi XI DPR pertanyakan strategi Kemenkeu kerek penerimaan perpajakan di 2020
ILUSTRASI. Menteri Keuangan dan Jajarannya dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR


Reporter: Grace Olivia | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Komisi XI DPR RI tampak kecewa dengan realisasi kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun 2019 yang dilaporkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani, Selasa (28/1).

Tambah lagi, gambaran perekonomian global pada tahun ini diperkirakan masih akan sama mendungnya dengan tahun lalu sehingga tak memberi banyak harapan perbaikan pada kondisi ekonomi dan kinerja APBN 2020.

Baca Juga: Waspada, Sri Mulyani perkirakan tekanan APBN 2019 akan berulang di tahun ini

Seperti yang diketahui, realisasi penerimaan perpajakan sepanjang tahun lalu hanya mencapai Rp 1.545,3 triliun atau 86,5% dari target APBN 2019. Dibandingkan tahun sebelumnya, penerimaan perpajakan hanya tumbuh 1,7% yoy.

Pemerintah juga mencatat, capaian rasio pajak (tax ratio) hanya sebesar 10,57%, lebih rendah dari target rasio pajak yang ditetapkan yaitu 12,2%. Lesunya kinerja penerimaan pajak menyebabkan terjadi shortfall pajak sebesar Rp 245,5 triliun pada 2019 lalu.

Sementara dalam APBN 2020, pemerintah menargetkan penerimaan perpajakan sebesar Rp 1.865,7 triliun. Rasio pajak diharapkan dapat mencapai 11,6%.

Dengan penerimaan perpajakan yang ditargetkan naik di tengah prospek kondisi perekonomian global dan domestik  yang masih lemah ini, anggota Komisi XI DPR RI Sihar Sitorus pun mempertanyakan apa strategi konkret pemerintah untuk menggenjot penerimaan pajak dan bea cukai.

“Karena latar belakang perekonomian kita bisa dikatakan masih akan sama saja dengan 2019. Jadi peningkatan penerimaan perpajakan ini dari mana? Apakah dari penggeliatan ekonomi pada sejumlah sektor riil, atau akan ada penambahan objek pajak, atau ekstensifikasi basis pembayar pajak, atau bagaimana?” kata Sihar.

Pertanyaan serupa pun dilontarkan anggota Komisi XI DPR RI Muhidin Mohamad Said. Paparan Sri Mulyani kepada anggota dewan sebelumnya dianggap memberikan gambaran bahwa situasi perekonomian secara global belum akan membaik bahkan bisa menjadi makin buruk sehingga berdampak pada perkonomian domestik seperti tahun sebelumnya.

“Melihat realisasi di 2019 yang tidak mencapai target, kalau memang di 2020 kondisi ekonomi juga tidak ada perubahan bahkan ada pemburukan, langkah apa yang akan dilakukan pemerintah?” tandas Muhidin.

Baca Juga: Sri Mulyani: Upaya terberat tahun ini adalah menjaga keyakinan perekonomian




TERBARU

[X]
×