Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Komisi VII DPR RI berencana memanggil PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) dan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terkait insiden meledaknya tungku smelter di Morowali yang menewaskan 21 pekerja.
Hal ini ditegaskan langsung Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno dalam agenda Menakar Masa Depan Energi yang Berkeadilan di Kawasan Industri Berbasis Nikel yang terlaksana di Hotel Le Meridien, Sudirman, Jakarta Pusat, Selasa (9/1).
"Kita akan masuk masa sidang tanggal 16 dan akan dijadwalkan pemanggilan untuk mereka (PT ITSS dan Kemenperin," kata Eddy.
Baca Juga: Sepanjang 2024, Adhi Kartiko Pratama (NICE) Targetkan Produksi 2,5 Juta Ton Nikel
Eddy mengatakan pemanggilan ini untuk memberikan penjelasan pada publik dan dalam rangka evaluasi isu Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) terhadap smelter lainnya.
"Tentunya kami minta agar ada transparansi dari perusahaan untuk menyampaikan latar belakang dan urut kejadian sampai kejadian tersebut," pungkas Eddy.
DPR juga meminta agar hasil audit K3 seluruh perusahaan smelter yang dilakukan oleh Kemenperin dan Kementerian Ketenagakerjaan dibuka kepada publik.
Sementara itu, DPR juga meminta kepada PT ITSS untuk menghentikan kegiatan operasional sementara sampai hasil penyidikan dari pihak berwenang rampung dilakukan.
Baca Juga: Anggota DPR Ini Desak Menperin Lakukan Pemeriksaan Mendalam Ledakan Smelter Morowali
Diketahui, Ledakan tungku smelter milik PT ITSS sendiri terjadi pada Minggu (24/12) sekitar pukul 05.30 Wita. Ledakan terjadi tepatnya di lantai dua dan lantai tiga kawasan smelter PT ITSS.
Sebanyak 59 orang dilaporkan menjadi korban ledakan tersebut, 38 pekerja luka berat dan ringan yang masih menjalani perawatan.
Korban tewas sendiri mencapai 21 orang, rinciannya 13 pekerja Indonesia dan 8 tenaga kerja asing (TKA) asal China.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News