kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Komisaris Telkom tolak share swap


Kamis, 30 April 2015 / 10:03 WIB
Komisaris Telkom tolak share swap
ILUSTRASI. Warga mendapatkan pelayanan dari karyawan untuk memperoleh informasi terkait pelaporan wajib pajak di gerai Pojok Pajak yang berada di Central Park, Jakarta, Senin (13/3/2023). Pemerintah Kerek Pajak Karyawan dan Turunkan Pajak Orang Kaya.


Reporter: Anna Suci Perwitasari, Asep Munazat Zatnika, Benedictus Bina Naratama, Umar Idris | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Tukar guling saham (share swap) PT Daya Mitra Telekomunikasi (Mitratel) dengan saham PT Tower Bersama Infrastructure (TBIG) masih menjadi bola panas yang liar. Kini, keputusan tukar guling menunggu keputusan Presiden Joko Widoo (Jokowi). 

Di depan Komisi VI DPR RI, Menteri Negara BUMN Rini Soemarno beberapa waktu lalu mengatakan, pemerintah menolak transaksi tukar guling saham Mitratel dengan saham TBIG. Rini menilai transaksi tersebut tidak menguntungkan Telkom.

Rini juga mengungkap, aksi korporasi itu juga tak mendapat restu dari komisaris Telkom. Ini jelas bukan tanpa dasar. Dari dokumen yang didapat KONTAN menyebutkan, beberapa komisaris Telkom tak sepakat dengan aksi itu. (lihat infografis).

Dalam surat tertanggal 7 Januari 2015, Dewan Komisaris Telkom yang ditandatangani oleh Hendri Saparini dan Parikesit Suprapto menegaskan Dewan Komisaris Telkom menolak permohonan direksi Telkom dua hari sebelumnya yang meminta persetujuan Komisaris Telkom terhadap transaksi saham dengan TBIG. “Bersama ini disampaikan Dewan Komisaris tidak sependapat dengan isu surat Saudara...,” demikian penggalan isi surat tersebut di paragraf  kedua.

Dalam surat tersebut terungkap, Dewan Komisaris minta direksi Telkom menghentikan aksi korporasi share swap saham Mitratel yang saat ini sedang berlangsung. Selain itu, "Komisaris Telkom meminta direksi untuk mengajukan rencana aksi korporasi baru lain dan dibahas dengan dewan komisaris.

Salah satu opsi aksi korporasi yang disebut oleh Dewan komisaris di dalam surat itu ialah menjual saham Mitratel melalui penawaran saham perdana di pasar modal alias initial public offering (IPO).  

KONTAN sudah meminta konfirmasi kepada Komisaris  Utama Telkom Hendri Saparini dan Parikesit Suprapto, namun keduanya tidak memberikan penjelasan.

Sebelumnya, Hendri kepada KONTAN hanya mengatakan, masalah share swap masih dibahas di internal Telkom. "Belum ada yang bisa dishare ke publik," kata Hendri yang juga pengamat ekonomi dari CORE Indonesia.

Begitu pula dengan Dirut Telkom Alex J Sinaga, Direktur Telkom Indra Utoyo, Direktur Telkom Honesty Basyir, dan juru bicara Telkom Arif  Prabowo: mereka kompak tak merespon telepon dan pesan singkat KONTAN. 

TBIG no comment

Penolakan Dewan Komisaris Telkom dan Menteri BUMN terhadap transaksi ini jelas kurang menguntungkan bagi TBIG. Namun TBIG hingga kini belum mau menjelaskan, apakah akan tetap melanjutkan transaksi atau mundur.   "Saya no comment soal itu," kata Herman Setya Budi, Presiden Direktur TBIG.

Mitratel adalah anak usaha PT Telkom di bisnis menara telekomunikasi. Pada Oktober 2014 silam, direksi Telkom meneken perjanjian untuk melakukan share swap dengan TBIG: TBIG akan menukar 290 juta saham atau 5,7% saham baru TBIG dengan 49% saham Mitratel milik TLKM.

Selain itu, TLKM juga memiliki opsi menukarkan 51% sisa saham mitratel dengan 472,5 juta saham baru TBIG dalam jangka waktu dua tahun. Dengan demikian, TLKM akan memiliki 13,7% saham TBIG. 

Kasus ini pun telah membuat hubungan direksi dan komisari Telkom baru yang diangkat 17 April 2015 lalu jadi menghangat. Sebanyak enam dari tujuh komisaris Telkom dikabarkan memiliki sikap menolak. Hanya satu komisaris yang masih bersikap kurang tegas terhadap transaksi ini. Selain itu, komisaris Telkom yang baru dikabarkan ikut sikap komisaris Telkom sebelumnya seperti tercermin di surat 7 Januari yang ditandatangi Hendri Saparini dan Parikesit Suprapto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×