kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kominfo blokir layanan data telekomunikasi di Papua


Rabu, 21 Agustus 2019 / 19:59 WIB
Kominfo blokir layanan data telekomunikasi di Papua
ILUSTRASI. KONDISI KOTA MANOKWARI PASCAKERUSUHAN


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Untuk mempercepat proses pemulihan situasi keamanan dan ketertiban di Papua dan sekitarnya, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memutuskan untuk melakukan pemblokiran sementara layanan data telekomunikasi mulai Rabu (21/8).

Keputusan ini Kementerian Kominfo ambil setelah berkoordinasi dengan aparat penegak hukum dan instansi terkait. "Pemblokiran sementara layanan data telekomunikasi mulai Rabu (21/8) hingga suasana Tanah Papua kembali kondusif dan normal," kata Ferdinandus Setu, Plt. Kepala Biro Humas Kementerian Kominfo, dalam siaran pers, Rabu (21/8).

Sebelumnya, Kementerian Kominfo melakukan throttling atau pelambatan akses/bandwidth di beberapa wilayah Papua Barat dan Papua, yang terjadi aksi massa pada Senin (19/8). Misalnya, Manokwari, Jayapura, dan beberapa tempat lain.

Pelambatan akses berlangsung secara bertahap, sejak Senin (19/8/2019) pukul 13.00 WIT. Tapi, sehubungan dengan situasi di wilayah Papua sudah kondusif, maka mulai Senin malam, pukul 20.30 WIT, akses telekomunikasi sudah dinormalkan kembali.

"Dapat kami sampaikan, bahwa tujuan dilakukan throttling adalah untuk mencegah luasnya penyebaran hoaks yang memicu aksi," ujar Ferdinandus.

Sejauh ini, Kementerian Kominfo sudah mengindentifikasi dua hoaks yang tersebar melalui media sosial dan pesan instan. Yakni, hoaks Foto Mahasiswa Papua Tewas Dipukul Aparat di Surabaya dan yang menyebutkan Polres Surabaya Menculik Dua Orang Pengantar Makanan untuk Mahasiswa Papua.

"Kemkominfo imbau masyarakat untuk tidak menyebarkan hoaks, disinformasi, ujaran kebencian berbasis SARA yang bisa membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia," tegas Ferdinandus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×