Reporter: Noverius Laoli | Editor: Adi Wikanto
Jakarta. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menilai potensi perikanan Indonesia sangat besar. Karena itu, dalam beberapa tahun ke depan diproyeksikan akan mampu merajai pasar ekspor dunia.
Namun, Indonesia akan bersaing dengan sejumlah negara. Food and Agriculture Organization (FAO) memprediksi pada tahun 2024 China yang berpotensi menguasai pasar ekspor ikan sebesar 21%, Vietnam 8%, Norwegia 8%, Amerika Serikat 6%, Thailand 6%, dan Uni Eropa 6%.
Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP Nilanto Perbowo mengatakan Indonesia mampu bersaing dengan negara eksportir perikanan terbesar dunia. Bahkan Indonesia mampu merajai tangga teratas menjadi negara eksportir perikanan terbesar di dunia. "Dengan potensi perikanan yang ada di laut nusantara dan perikanan budidaya, Indonesia sangat mampu menguasai pasar ikan global," katanya, Senin (29/2).
Nilanto membeberkan, agar bisa mencapai itu, harus ada regulasi atau kebijakan yang konsisten serta sustainable. Dimana saat ini, KKP sudah mengarah ke situ.
Hal itu terlihat mulai dari moratorium, larangan bongkar muat kapal di tengah laut (transshipment). Langkah itu ditempuh agar ikan laut tidak keluar ke Negara lain.
Dalam artian semua hasil perikanan baik ikan laut atau budiaya bisa diolah agar mempunyai nilai tambah. “Selama ini kan ikan kita banyak yang lari ke Negara lain. Kalau kami maunya ikan dari kita untuk kita,” tegas dia.
Ia klaim berkat kebijakan pemeirntah Indonesia, banyak negara lain kelimpungan terhadap bahan baku ikan olahan. Ia mengambil contoh seperti Thailand, Vietnam, produksi perikanannya turun hingga 31%.
Bbahkan produksi perikanan China ikut-ikutan turun. Boleh dikatakan Negara-negara eksportir ikan dunia sangat ketergantungan terhadap kita.
Maka dari itu, kini saatnya Indonesia menguatkan daya saing produk perikanan nasional yaitu dengan menguatkan pada hillirisasi industri perikanan. “Kalau bicara bahan baku kita tidak perlu khawatir, Indonesia gudangnya, tinggal penguatan diolahannya,” ujarnya.
Maka dari itu, sambung Nilanto lagi, ini kesempatan bagi investor dalam negeri untuk bisa menggarap potensi perikanan yang ada untuk membawa sektor perikanan nasional merajai pasar perikanan global. Pemerintah membuka kesempatan seluas-luasnya kepada investor dalam negeri untuk dapat membangun pabrik pengolahan ikan, jangan sampai peluang tersebut diambil oleh investor asing.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada kuartal III 2015, sumbang sih sektor perikanan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 8,47% atau hampir dua kal ilipat dari biasanya yang hanya 4,73%, Nilai Tukar Nelayan (NTN) juga meningkat dari 102 pada tahun 2014, menjadi 106 pada tahun 2015. Sementara itu, KKP menargetkan nilai investasi sektor kelautan dan perikanan pada tahun 2016 hingga 2019 sebesar Rp 95 trilliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













