kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

KKP nilai peluang usaha olahan perikanan masih terbuka luas


Minggu, 25 Oktober 2020 / 19:09 WIB
KKP nilai peluang usaha olahan perikanan masih terbuka luas
ILUSTRASI. Pekerja memilah hasil panen budidaya ikan lele di Kampung Lele Tegalrejo, Sawit, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (3/1/2020).


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dirjen Ditjen Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan (PDSKP),  Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Artati Widiarti mengatakan inovasi Produk Kelautan dan Perikanan (BBP3KP) dan kegigihan pelaku usaha skala kecil dalam mengembangkan usaha produk perikanan mereka dapat menjadi inspirasi bagi generasi milenial.

Menurut Artati, peluang usaha pengolahan ikan masih terbuka luas, apalagi bila hal itu dilakukan dengan semangat inovatif.  "Ikan lele diolah dalam bentuk krakters abon merupakan inovasi dan bisa menjadi cara baru untuk mengenalkan ikan kepada anak-anak," ujarnya dalam siaran pers, Minggu (25/10).

Hal ini dikatakan Artati merespons salah satu pelaku usaha kecil yang berhasil mengembangkan  ikan olahan lele menajdi abon. Pelaku usaha yang biasa disapa Abah Ubed ini mengaku selalu berusha mencari komposisi yang pas untuk produk ikan olahannya sejak 2009.

Awalnya produk olahannya memang tidak langsun laris.  Bahkan sempat ia gagal. "Tidak laku-laku, bikin 10 kg tidak laku. Kita bagikan ke majelis taklim dibilang keasinan, bikin lagi kemanisan. Saya catat sampai ratusan kali," katanya.

Baca Juga: KKP sebut platform pemasaran digital memperkuat Pasar Laut Indonesia

Peruntungan Abah Ubed berubah sejak dia mengikuti pelatihan pengolahan krakers abon ikan dari Balai Besar Pengujian Penerapan Produk Kelautan dan Perikanan (BBP3KP) pada 2019. Hasil pelatihan tersebut pun dia terapkan dengan memproduksi krakers berbahan dasar ikan lele.

"Abon curah saya melimpah banyak, pemasarannya kurang. Dikasih jalan pelatihan dan didampingi. Tadinya sempat mikir, laku tidak ya, dan kita coba saja," kenangnya,

Perlahan, krakers abon bikinan Abah Ubed pun sering tampil di sejumlah pameran dan bazar produk usaha kecil, mikro dan menengah (UMKM).

Hingga suatu ketika, produk tersebut sampai ke tangan Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo. Tak hanya itu, keunikan produk Abah Ubed, juga berhasil menggugah Pemerintah Kabupaten Bandung untuk mengangkat krakers abon ikan lele sebagai salah satu makanan ikonik dari Kabupaten Bandung.

"Lebih bangga lagi waktu Pak Menteri ke Soreang nyicipi. Bisa jadi ikon Bandung setelah dicicipi bupati, ternyata cocok dengan lidah beliau," urai Abah Ubed.

Baca Juga: Menko luhut targetkan tanam 600.000 ha mangrove dalam 4 tahun

Kepala BBP3KP, KKP, Widya Rusyanto menambahkan bahwa  KKP menyediakan sejumlah fasilitas di sektor kelautan dan perikanan. Dari aspek inovasi pengembangan produk dan alat pengolahan misalnya BBP3KP memiliki banyak inovasi yang siap diterapkan ke pelaku usaha.

Sedangkan dari aspek permodalan misalnya, pemerintah menyediakan dana kredit usaha rakyat yang bisa diakses melalui https://bit.ly/aksesmodal_KKP dan dana Badan Layanan Umum (BLU) Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (LPMUKP).

Sementara dari sisi pemasaran, KKP memiliki program  Pasar Laut indonesia.id sebagai bagian dari program Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia. Disini, KKP menjaring UMKM menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu UMKM Binaan, UMKM Bagus dan UMKM Unggulan untuk memudahkan dalam pembinaan dan pendampingan UMKM selanjutnya.

"Ini semua menjadi bagian dari upaya kami untuk mengajak para stakeholder untuk bersama-sama membesarkan sektor kelautan dan perikanan," timpal Artati.

Selanjutnya: Tingkatkan kesejahteraan, KKP dorong nelayan gabung koperasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×