kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kisah penyelamatan uang Budi Sampoerna di Century


Kamis, 24 April 2014 / 15:56 WIB
Kisah penyelamatan uang Budi Sampoerna di Century
ILUSTRASI. Analis menilai prospek kinerja PT Waskita Karya Tbk justru akan terbantu dari divestasi jalan tol. KONTAN/Baihaki/3/11/2022


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Pemegang saham Bank Century Robert Tantular mengakui bahwa Budi Sampoerna adalah nasabah terbesar bank miliknya dengan deposito senilai lebih Rp 1 triliun.

Budi terlihat gencar menyelamatkan depositonya ketika Bank Century mengalami rush yang terjadi pada bulan November 2008.

Robert menceritakan, mulai bulan Agustus 2008, Budi sudah mulai mencairkan depositonya dengan alasan memerlukan uang untuk membeli tembakau lantaran kala itu kondisi panen tembakau yang sedang bagus. Bank Century pun menyanggupi permintaan tersebut.

"Belakangan likuiditas makin berat. Nah, sampai akhirnya dari Bank Century, direksi memberitahu Budi Sampoerna bahwa kita belum bisa bantu lagi," kata Robert saat bersaksi dalam persidangan dengan terdakwa Budi Mulya di Pengadilan Tindakn Pidana Korupsi (Tipikor), Jakarta, Kamis (24/4).

Robert bercerita, sebelum Bank Century kalah kliring tepatnya tanggal 8 November 2008, dirinya menemani Wakil Direktur Bank Century Hamidy untuk bertemu Budi Sampoerna di Surabaya.

Dalam pertemuan tersebut, Robert dan Hamidy menjelaskan permasalahan kesulitan likuiditas yang dialami Bank Century dan meminta Budi Sampoerna untuk menjadi pemegang saham Bank Century.

"Saya minta Budi Sampoerna bersedia atau tidak menjadi pemegang saham Bank Century. Budi Sampoerna tidak bersedia. Beliau juga tahu kesulitan Bank Century," tambah Robert.

Saat Bank Century kalah kliring di Bank, anak Budi Sampoerna, Sunaryo Sampoerna menghubungi Robert meminta penjelasan.

Keesokan harinya, Sunaryo kembali menghubungi Robert dan menjanjikan mengirim orang perwakilan, Rudi Soraya untuk mengurus deposito Rp 1,7 triliun.

"Rudi ketemu saya membicarakan bagaimana penyelamatan uang Budi Sampoerna yang masih sisa Rp 1,7 triliun," ungkap Robert.

Opsi yang tersedia saat itu adalah dana milik Budi Sampoerna tersebut dipecah-pecah menjadi Rp 2 miliar dalam bentuk deposito.

Selain itu, uang Budi Sampoerna juga akan digunakan untuk membeli aset Bank Century. Robert juga menawarkan opsi agar Budi Sampoerna memberikan pinjaman US$ 18 juta.

Terjadilah kesepakatan atas tiga opsi tersebut. Deposito sebesar US$ 100 juta dipindahkan dari Bank Century Surabaya ke Bank Century pusat di Senayan.

Setelah dipindahkan, Budi Sampoerna pun membemberikan pinjaman kepada Robert sebesar US$ 18 juta yang akan digunakan untuk menutupi kerugian valuta asing di Bank Century akibat perbuatan kakaknya, Dewi Tantular.

Sementara, pemecahan deposito menjadi Rp 2 miliar juga direalisasikan melalui penerbitan 247 lembar Negotiable Certifivate Deposito (NCD). Robert bilang, setiap lembar NCD tersebut diatasnamakan karyawan Budi Sampoerna.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×