kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Kisah lukisan Affandi hingga lelang di Hong Kong


Selasa, 05 Mei 2015 / 21:07 WIB
Kisah lukisan Affandi hingga lelang di Hong Kong
ILUSTRASI. Di tengah potensi indeks harga saham gabungan atau IHSG yang akan menguat hari ini, KB Valbury bagikan rekomendasi saham untuk tradin Kamis (23/11)


Sumber: Kompas.com | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Lukisan berjudul "Self Portrait and His Pipe" karya Sang Maestro Affandi yang hilang sejak 2006 ternyata sudah beberapa kali berpindah tangan sebelum dilelang. Lukisan itu menghilang dari rumah Emir Sundoro di Pondok Indah, Jakarta Selatan, sejak Mei 2014 lalu.

“Kami masih mengejar pemilik lukisan itu yang sekarang. Kami akan bekerja sama dengan Interpol dan polisi Hongkong untuk menyita barang itu,” kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Heru Pranoto di Mapolda Metro Jaya, Selasa (5/5/2015).

Sejak dibuat pada 1979, lukisan itu dimiliki oleh mantan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional periode 1971-1973, Widjojo Nitisastro. Selanjutnya lukisan itu dikuasai turun temurun oleh keluarga Widjojo.

Kemudian lukisan itu dimiliki oleh Wijaya Laksmi Kusumaningsih, anak Widjojo satu-satunya, yang juga istri Emir Sundoro. Selanjutnya lukisan itu bertahun-tahun disimpan di rumah peninggalan Widjojo di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan.

Namun, lukisan karya Sang Maestro itu justru berpindah tangan secara ilegal ke Irwan Perwito, seorang pekerja perbaikan pendingin ruangan (AC) dan listrik di rumah Widjojo. Pria itu pun menjual lukisan itu kepada seorang kolektor bernama Aryadi Atamini.

Di tangan Aryadi, lukisan itu dibuatkan sertifikat dari Museum Affandi di Yogyakarta. Selanjutnya Aryadi menjualnya kepada kolektor lainnya bernama Tirto Juwono Santoso senilai Rp 1.350.000.000. Tirto kemudian menjualnya lagi kepada seorang pengusaha Alexander Teddja senilai Rp 1.525.000.000.

Barulah setelah di tangan Teddja, lukisan itu dilelang melalui balai lelang Sotheby’s di Hongkong senilai USD 420.212 atau setara dengan Rp 5,4 miliar. (Unoviana Kartika)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×