Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2PTKI) menyatakan sepanjang tahun 2015 lalu jumlah pengiriman uang dari TKI di luar negeri ke Tanah Air alias remitansi mencapai US$ 10,5 miliar.
Pada tahun ini, pemerintah menargetkan angka remitansi akan meningkat hingga 15% menjadi US$ 12 miliar.
Nurson Wahid, Kepala BNP2TKI mengatakan, pencapaian remitansi pada tahun 2015 lalu naik signifikan sebesar 25% ketimbang tahun sebelumnya sebesar US$ 8,4 miliar.
Di mana, kontribusi terbesar berasal dari Malaysia, Taiwan, Hongkong, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, serta Amerika Serikat.
"Peningkatan ini utamanya ada kenaikan gaji tenaga kerja di beberapa negara seperti Timur Tengah dan Taiwan, ini positif karena banyak para bos-bos di sana ketakutan pulang ke Indonesia sehingga menaikkan gaji pekerja," kata dia ketika menggelar penandatangan memorandum of understanding (MoU) kerjasama pengembangan dan peningkatan penempatan TK di luar negeri bersama Kementerian Perdagangan, Selasa (12/1).
Menurut Nusron, untuk tahun ini persentase peningkatan remitansi terkesan mengecil karena pencapaian tahun sebelumnya sudah cukup tinggi.
Namun, ia akan tetap yakin peningkatan angkanya akan mencapai sekitar US$ 1,5 miliar hingga US$ 2 miliar.
"Semakin besar angkanya, pertumbuhannya akan flat. Kami targetkan dengan asumsi dengan tidak ada perang di Timur Tengah, remitansi akan naik 10-15%," kata dia.
Selain upaya peningkatan remintasi, pemerintah juga mulai memperhatikan pemanfaatan hasil pengiriman uang tersebut.
Menurut dia, dari total pengiriman devisa tersebut, hanya sekitar 8% yang digunakan keluarga TKI untuk investasi dan berusaha, sedangkan selebihnya merupakan untuk keperluan konsumsi.
Oleh karena itu, pihaknya juga menggandeng Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk memberikan arahan kepada TKI agar bisa memanfaatkan hasil kerja tersebut untuk menggerakkan ekonomi mikro.
"Kami berupaya mengubah pola ini, dengan pelatihan dari OJK sebelum keberangkatan TKI. Kami harap pemberian materi financial planing akan kurangi pola konsumsi selama ini," ujar Nusron.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News