kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Kinerja Ekspor Tahun Depan Diproyeksi Menciut, Ini Pemicunya


Selasa, 18 Oktober 2022 / 10:49 WIB
Kinerja Ekspor Tahun Depan Diproyeksi Menciut, Ini Pemicunya
Pekerja melakukan bongkar muat peti kemas di pelabuhan peti kemas Batu Ampar, Batam, Kepulauan Riau, Selasa (4/10/2022). Kinerja Ekspor Tahun Depan Diproyeksi Menciut, Ini Pemicunya.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Indonesia harus bersiap karena surplus neraca perdagangan ke depan akan semakin menyusut. Bahkan, terbuka kemungkinan neraca dagang bakal mencetak defisit setelah dua tahun lebih selalu mencetak surplus.

Tanda-tanda penurunan surplus neraca dagang mulai terlihat.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai ekspor per September 2022 sebesar US$ 24,80 miliar, atau mengalami penurunan 10,99% month to month (mtm). Melandainya kinerja ekspor lantaran normalisasi harga komoditas andalan, ditambah turunnya permintaan global.

"Ada penurunan ekspor komoditas unggulan, seperti besi dan baja, minyak kelapa sawit, dan batubara karena penurunan harga. Kemudian, permintaan di pasar juga turun," terang Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto, Senin (17/10).

Baca Juga: Ekonom: Ke Depan, Surplus Neraca Perdagangan Akan Berkurang

BPS mencatat, nilai ekspor besi dan baja sebesar US$ 2,1 miliar, turun 8,69% mtm, dengan penurunan volume ekspor sebesar 6,7% mtm. Ekspor minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) tercatat US$ 2,4 miliar, juga turun 35,13% mtm, dengan penurunan volume 29,16% mtm.

Sementara nilai ekspor batubara tercatat US$ 4,2 miliar, turun 4,54% mtm. Namun, volume ekspor batubara terpantau naik 1,21% mtm. Salah satunya, didorong oleh ekspor batubara ke Uni Eropa yang tercatat US$ 161,69 juta, naik 68,05% mtm, dan tertinggi dalam empat tahun terakhir.

Dari sisi harga, CPO, bijih besi, minyak mentah, dan gas alam, masing-masing turun 11,37%, 8,31%, 8,08%, dan 11,64% mtm. Adapun harga untuk komoditas nikel dan batubara masing-masing naik 3,63% dan 1,01% mtm.

Sementara itu, nilai impor bulan lalu mencapai US$ 19,81 miliar, juga turun 10,58% mtm. Berdasarkan penggunaan, penurunan impor terdalam terjadi pada impor konsumsi 14,13% mtm. Disusul oleh impor bahan baku dan barang modal yang masing-masing turun 11,07% dan 6,39% mtm.

Baca Juga: BPS Catat Nilai Impor Bulan September 2022 Turun 10,58%

Alhasil, neraca perdagangan barang kembali surplus US$ 4,99 miliar pada September 2022, meski menyusut dari surplus pada bulan sebelumnya sebesar US$ 5,71 miliar.

"Surplus neraca perdagangan ini terjadi selama 29 kali berturut-turut," tambah Setianto.

Adapun surplus ini didorong oleh surplus nonmigas sebesar US$ 7,09 miliar. Sedangkan neraca perdagangan migas mencatatkan defisit US$ 2,10 miliar.

Baca Juga: Turun Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Agustus 2022 Jadi US$ 397,4 Miliar

Dengan kondisi ini, berarti neraca perdagangan secara kumulatif dari Januari 2022 hingga September 2022 mencatat total surplus sebesar US$ 39,87 miliar. Ini naik 58,83% year on year (yoy).

Ekonom Bank Danamon Irman Faiz memandang risiko resesi global 2023 berpotensi menekan kinerja neraca perdagangan barang Indonesia. Sebab, harga komoditas tertekan dan permintaan lesu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×