kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kinerja BUMN diperkirakan masih ciut, ini dampaknya ke penerimaan negara


Sabtu, 15 Agustus 2020 / 12:47 WIB
Kinerja BUMN diperkirakan masih ciut, ini dampaknya ke penerimaan negara
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, kinerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tahun depan masih akan mengalami pelemahan akibat efek berkelanjutan dari pandemi virus corona (Covid-19).

Hal ini berdampak pada penerimaan negara, akan tercermin dari pos penerimaan kekayaan negara dipisahkan (KND) yang mayoritas berasal dari setoran dividen perusahaan pelat merah.

Berdasarkan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2021, pemerintah menargetkan penerimaan KND di 2021 sebesar Rp 26,1 triliun. Turun tajam sekitar 40% dari target akhir tahun ini sejumlah Rp 65 triliun.

Baca Juga: Tahun depan, program PEN menyasar enam sektor, ini rincian anggarannya

“Padahal BUMN biasanya menyumbang sekitar Rp 50 triliun. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) lainnya yang merosok cukup tajam yang berasal dari BUMN ataupun BI,” kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers Nota Keuangan dan RAPBN 2021, Jumat (14/8). 

Adapun, secara umum target PNBP di 2021 sebesar Rp 293,5 triliun, turun tipis dari proyeksi tahun ini senilai Rp 294,1 triliun. PNBP tahun depan diharapkan banyak disumbang dari sumber daya alam (SDA) migas dan non-migas.

Untuk PNBP SDA dari migas ada harapan bisa tumbuh seiring dengan perbaikan harga minyak global dan gas bumi. Sementara PNBP SDA non migas akan disokong oleh harga dan produksi batubara.

“Harga-harga minyak untuk tahun 2021 diperkirakan pada kisaran US$ 45 per barel ini tentu dengan asumsi bahwa pada 2020 the worst is over,” pungkas Sri Mulyani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×