Reporter: Adi Wikanto, Margareta Engge Kharismawati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Boleh jadi prediksi pemerintah bahwa ekonomi Indonesia akan bangkit pada kuartal II 2015 bakal meleset. Pasalnya, tanda-tanda pelambatan ekonomi masih bisa terjadi di awal triwulan II ini.
Indikasinya, keyakinan konsumen masih melemah. Hasil Survei Konsumen yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) untuk April 2015 menyatakan, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) hanya 107,4, turun 9,5 poin dari bulan sebelumnya yang sebesar 116,9. IKK ini terus menyusut sejak awal tahun, meski masih di level optimis (di atas 100).
IKK April ini adalah terendah dalam empat bulan terahir. Penyebab pelemahan IKK karena dua komponen pembentuknya, yakni Indeks Ekonomi (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK), juga turun. IKE turun 8,6 poin menjadi 98,9, sedangkan IEK merosot 10 poin jadi 115,9. Pelemahan IKE terjadi karena aktivitas konsumen yang menurun.
Masyarakat semakin mengurangi pembelian barang tahan lama. Ini merupakan imbas penghasilan konsumen yang tertekan inflasi. "April biasanya deflasi, tapi tahun ini malah inflasi 0,36%, masyarakat tertekan," ujar ekonom Bank Danamon, Dian Ayu Yustina, Rabu (6/5).
Pada bulan April masyarakat menghadapi banyak tekanan harga. Harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium naik Rp 500 per liter. Tarif transportasi kereta api jarak jauh kelas ekonomi naik 30%-60%. Tarif angkutan umum juga naik. Harga gas elpiji kemasan 12 kilogram (kg) naik Rp 5.000 per tabung. Walhasil, masyarakat harus mengurangi konsumsi barang tahan lama untuk menyiasati kenaikan biaya kebutuhan pokok.
Lalu, optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi selama enam bulan mendatang juga melemah. IEK turun karena ada ekspektasi kegiatan usaha pada enam bulan mendatang kembali melemah akibat pelambatan ekonomi. Setelah perayaan lebaran, kegiatan usaha akan kembali seperti biasa dengan tingkat produksi yang rendah. Masyarakat juga khawatir, tekanan harga kembali datang pada enam bulan mendatang.
Setelah tak mendapat subsidi, harga BBM bisa saja naik pada periode mendatang. Selain itu, tarif listrik juga bakal mengalami kenaikan. Ekonom Bank Permata Josua Pardede, menambahkan, tren penurunan keyakinan konsumen akan berlanjut. Sebab itu, meskipun pertumbuhan ekonomi kuartal II bakal lebih baik dari kuartal I, tapi peningkatan dia proyeksikan hanya kecil.
Menurut Josua, faktor yang menyebabkan keyakinan konsumen turun adalah kepercayaan terhadap pemerintah yang menurun. "Pemerintah banyak berjanji melakukan kebijakan tapi realisasinya belum kelihatan. Implementasi penyerapan anggaran juga kecil," ujar Josua.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News