kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kewirausahaan Diusulkan Masuk Kurikulum Sekolah


Selasa, 03 November 2009 / 08:27 WIB
Kewirausahaan Diusulkan Masuk Kurikulum Sekolah


Sumber: KONTAN |

JAKARTA. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengusulkan kewirausahaan masuk dalam kurikulum pendidikan. Saat ini, Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) sedang menggodok rencana penerapan ilmu berbisnis ini dalam program pendidikan nasional.

Menteri Perindustrian M.S. Hidayat mengungkapkan, usulan tersebut bermula dari keprihatinan para pengusaha terhadap minimnya jumlah wirausaha. Saat ini, orang Indonesia yang menjadi wirausaha masih di bawah 1% dari total jumlah penduduk, atau tak lebih dari 2 juta orang. “Dengan adanya kurikulum kewirausahaan, kami berharap jumlahnya menjadi 2%-5%,” ucap Hidayat yang juga menjabat Ketua Umum Kadin Indonesia, Senin (2/11).

Sebagai perbandingan, jumlah wirausaha di Singapura hampir mencapai 10% dari jumlah penduduk. Hidayat mengaku, mental pengusaha harus dibentuk sedari dini. Sebab itu, sasaran kurikulum kewirausahaan tidak hanya siswa perguruan tinggi, tapi juga mulai sekolah dasar.

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas Fasli Jalal menegaskan, untuk mendukung program kewirausahaan di perguruan tinggi, Depdiknas akan mengucurkan dana Rp 100 miliar pada 2010. Dana tersebut untuk menambah 200 pusat studi kewirausahaan. Tahun ini, Depdiknas telah mendirikan 300 pusat studi kewirausahaan di perguruan tinggi negeri dan swasta. “Kalau perlu, akan kami tambah lagi anggaran tahun depan,” katanya.

Fasli menuturkan, pemerintah akan mengajak perusahaan swasta dan BUMN untuk ikut memberikan pelatihan maupun dukungan dana guna mendukung kegiatan pusat studi kewirausahaan. “Selama ini, beberapa perusahaan sudah ikut serta, seperti Telkom, Bank Mandiri, dan General Electric (GE),” katanya.

Dalam pusat studi itu, lanjut Fasli, siswa akan belajar cara-cara menciptakan dan mengelola sebuah usaha. Ia mencontohkan, mahasiswa fakultas pertanian akan diajari cara-cara memasarkan produk pertanian dan mengelola bisnis, termasuk pembukuan.

Depdiknas memperkirakan, hasil keluaran kurikulum kewirausahaan dapat terlihat dalam satu tahun masa ajaran. Pemerintah tinggal menengok berapa banyak siswa yang menjadi wiraswasta setelah lulus. Namun, untuk membentuk mental dan mindset wirausaha para pelajar maupun mahasiswa, waktu lama. “Butuh waktu paling tidak lima tahun,” kata Fasli.

Pengamat Pendidikan Darmaningtyas meragukan kesuksesan program ini. Menurut dia, kebijakan pemerintah yang setiap tahun menaikkan gaji pegawai negeri justru mengurangi minat siswa menjadi wirausaha. "Mereka lebih tertarik menjadi PNS," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×