CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Ketidakpastian meningkat, LPEM FEB UI perkirakan Bank Indonesia tahan bunga acuan


Rabu, 16 Juni 2021 / 15:07 WIB
Ketidakpastian meningkat, LPEM FEB UI perkirakan Bank Indonesia tahan bunga acuan
ILUSTRASI. Pasar modal.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) memperkirakan Bank Indonesia (BI) masih menahan suku bunga acuan. 

Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky mengatakan, saat ini bank sentral perlu menjaga stabilitas nilai tukar dan pasar keuangan. 

“Dengan meningkatnya ketidakpastian domestik dari kenaikan penyebaran Covid-19 ditambah dengan perkiraaan tekanan eksternal dari tapering off Amerika Serikat (AS),” ujar Riefky dalam laporannya, Rabu (16/6).

Saat ini, memang sudah ada beberapa indikator ekonomi utama yang menunjukkan tanda pemulihan. Namun, dengan meningkatnya kasus Covid-19 di Indonesia tersebut, bisa menunjukkan bahwa perbaikan kondisi ekonomi bersifat sementara. 

Baca Juga: Ekonom LPEM FEB UI perkirakan cadangan devisa Mei sekitar US$ 140 miliar

Lonjakan kasus baru harian ini menjadi peringatan bagi otoritas untuk mengantisipasi potensi gangguan pada agenda pemulihan ekonomi. Jika kondisi tidak terkendali dalam waktu singkat, pemulihan kepercayaan kosnuemn dan bisnis bisa memudar. 

Peningkatan kasus harian juga bisa menahan kepercayaan investor terhadap aset Indonesia dan menyebabkan arus modal balik. 

Di sisi lain, pasar juga menyadari bahwa tekanan eksternal dari tapering off The Fed yang berpotensi lebih awal masih akan berlanjut. Jika The Fed memulai tapering off pada tahun ini, maka bank sentral negara berkembang perlu mempertimbangkan risiko dan pengukuran kebijakan. 

Dalam hal ini, BI harus menjaga nilai tukar dan stabilitas keuangan sebagai langkah pre-emptive terhadap ketidakpastian global dari tapering off AS, meski basis moneter saat ini jauh lebih menguntungkan dari kondisi taper tantrum 2013.

Selanjutnya: LPEM UI: Kolaborasi GoTo berpotensi beri stimulus hingga Rp 35 trililun ke PDB

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×