kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ketidakpastian ekonomi lebih besar tahun ini, begini respons Sri Mulyani


Senin, 10 Februari 2020 / 06:25 WIB
Ketidakpastian ekonomi lebih besar tahun ini, begini respons Sri Mulyani


Reporter: Grace Olivia | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bersikap optimistis terhadap prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2020 ini tampaknya menjadi lebih sulit bagi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Dalam berbagai kesempatan, bendahara negara itu kerap mengatakan bahwa tantangan dan ketidakpastian perekonomian akan lebih besar tahun ini.

“Kita optimistis tapi tetap waspada. Kita sekarang sudah melihat beberapa faktor risiko yang materialized di Januari sehingga ini meningkatkan kewaspadaan kita,” tutur Sri Mulyani, Jumat (7/2).

Baca Juga: Cegah perlambatan konsumsi rumah tangga untuk jaga pertumbuhan ekonomi kuartal I-2020

Ia mengakui, capaian pertumbuhan ekonomi dari sisi domestik di tahun 2019 yang baru saja dirilis tak begitu menggembirakan. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga di kuartal IV-2019 bahkan di bawah 5% atau tepatnya 4,97% year-on-year (yoy). Sementara pertumbuhan investasi (PMTB) menyusut ke 4,06% yoy.

“Konsumsi turun di bawah 5% ini harus diwaspadai, serta pertumbuhan investasi hanya sekitar 4% jauh dari harapan di sekitar 6%. Padahal dua variabel ini sangat penting dalam perekonomian domestik kita,” lanjut dia. 

Untuk itu, Sri Mulyani menyatakan, pemerintah akan terus memantau daya beli dan keyakinan konsumen (consumer confidence) di sepanjang kuartal I-2020 ini. Apalagi di tengah adanya berbagai faktor ketidakpastian yang makin tinggi. 

Selain itu, Sri Mulyani mengatakan akan memacu belanja pemerintah yang sifatnya langsung diterima oleh masyarakat untuk memastikan pendapatan tercukupi untuk melakukan konsumsi. 

“Kita juga akan coba pacu, coba meningkatkan belanja oleh kementerian. Begitu juga dengan memacu transfer ke daerah, dana desa, PKH (Program Keluarga Harapan), dan bantuan operasi sekolah, semuanya dilakukan,” kata mantan Direktur Eksekutif Bank Dunia tersebut. 

Baca Juga: Survei BI: Rasio konsumsi terhadap pendapatan turun pada Januari 2020

Ia berharap, percepatan berbagai belanja pemerintah tersebut dapat meningkatkan keyakinan dan daya beli masyarakat, serta mengimbangi sentimen buruk ketidakpastian yang berkembang saat ini. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×