Reporter: Tim KONTAN | Editor: Ridwal Prima Gozal
KONTAN.CO.ID - Tol Cisumdawu (Cileunyi-Sumedang-Dawuan) yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada Juli 2023 telah beroperasi penuh sejak Oktober 2023 dan diharapkan dapat mempermudah akses ke Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati, Kabupaten Majalengka. Pembangunan jalan tol sepanjang 61,6 km ini dilaksanakan dengan sejumlah skema pembiayaan dari pemerintah.
Dari total nilai konstruksi Tol Cisumdawu sebesar Rp18,3 triliun, setengah anggarannya atau Rp9,07 triliun berasal dari APBN termasuk pinjaman, sisanya melalui KPBU (Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha).
“Untuk Tol Cisumdawu pembiayaannya menggunakan skema kerja sama pinjaman luar negeri dari China Exim Bank dan skema KPBU. Proyek tol ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan konektivitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat,” jelas Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Suminto.
“Pembiayaan Pinjaman untuk Tol Cisumdawu dilakukan dengan mempertimbangkan manfaat pembangunan tol tersebut bagi tumbuhnya perekonomian di wilayah Jawa Barat. Selain itu dapat diperoleh transfer teknologi khususnya dalam pembangunan twin tunnel yang menjadi bagian dari pembiayaan melalui pinjaman”, jelas Direktur Pinjaman dan Hibah Dian Lestari saat diwawancara terpisah.
Skema KPBU merupakan pembiayaan kreatif non-APBN yang berusaha memaksimalkan peran pihak swasta dalam penyediaan infrastruktur. Prinsip dasar skema KPBU adalah pembagian risiko dalam penyediaan layanan infrastruktur kepada masyarakat. Risiko dialokasikan kepada pihak yang paling baik dalam mengelolanya.
Dalam skema KPBU, pemerintah memanfaatkan keahlian pihak swasta dalam mencari sumber pembiayaan dan membangun infrastruktur yang berkualitas. Pemerintah sendiri berkontribusi dalam memastikan ketersediaan lahan dan perizinan yang dibutuhkan dalam membangun infrastruktur.
Untuk pembiayaan proyek Tol Cisumdawu, pemerintah bekerja sama dengan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT Citra Karya Jabar Tol (CKJT). PT CKJT mengerjakan Seksi 3–6 sepanjang 33,2 km, melanjutkan Seksi 1 dan Seksi 2 sepanjang 28,4 km yang dikerjakan pemerintah dengan pembiayaan APBN.
Adapun komposisi susunan pemegang saham PT CKJT saat ini adalah CMNP sebesar 63,3%, Brantas Abipraya 29,79%, Waskita Toll Road 5,63%, dan terakhir Jasa Saran 1,28%.
“Jadi PT Citra Karya Jabar Tol (CKJT) ini ada filosofi namanya. Citra adalah kelompok usahanya Citra Manggala Nusapala (CMNP), Karya ini mewakili BUMN Karya, di sini ada Brantas Abipraya dan Waskita Toll Road, Jasa Sarana diwakili oleh Jabar. Jadi namanya CKJT,” urai Direktur SDM dan Umum PT CKJT Agustinus Sudrajat.
Di samping mempermudah akses ke Bandara Kertajati, keberadaan Tol Cisumdawu akan membuka kawasan di sekitarnya, terutama daerah Sumedang, Cimalaka, Paseh hingga Ujung Jaya. Pihak pengembang properti, investor hotel dan kuliner akan dapat bergerak langsung ke jantung kota melalui kawasan-kawasan tersebut.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga tengah mengembangkan daerah kawasan industri serta hunian baru bernama Aerocity yang mobilitasnya turut ditopang oleh Tol Cisumdawu. Adanya infrastruktur jalan tol seperti Tol Cisumdawu diharapkan dapat menciptakan multiplier effect serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
“Semakin tersedia infrastruktur, semakin mudah akses masyarakat dan semakin meningkat kualitas hidupnya. Akses pendidikan, transportasi, kesehatan, pelayanan publik, dan sebagainya yang meningkatkan indikator pembangunan manusia (IPM) pada akhirnya akan meningkatkan taraf hidup masyarakat,” pungkas Suminto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News