Reporter: Syarifah Nur Aida | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Wakil Kepala Delegasi Uni Eropa (UE) untuk Indonesia, Brunei Darussalam, dan ASEAN Colin Crooks menyatakan kerja sama UE dan Indonesia akan fokus pada edukasi, terutama pendidikan dasar.
UE berpendapat, Indonesia harus memperlebar akses bagi anak usia wajib belajar 9 tahun untuk mengenyam pendidikan.
"Pendidikan dasar investasi paling penting karena mereka cikal bakal masa depan bangsa ini," ungkapnya di sela peluncuran EU Blue Book 2014 di Jakarta, Senin (5/5).
Fokus pembangunan pada pendidikan juga terkait kesiapan Indonesia dalam memberdayakan bonus demografi yang diprediksi akan terjadi pada 2016.
Wakil Menteri PPN/Bappenas Lukita Dinarsyah menyebut, saat ini Indonesia mengalami perkembangan yang cukup baik terkait pendidikan dasar. Indikatornya, anak Indonesia yang duduk di bangku sekolah dasar kian meningkat.
Lukita menegaskan, pembangunan juga akan difokuskan pada kualitas pendidikan secara menyeluruh, terutama dalam memenuhi Standar Pelayanan Minimal pendidikan yang baru diterapkan akhir 2013 lalu.
Peningkatan kualitas tersebut juga mencakup pelatihan bagi guru serta pemutakhiran fasilitas penunjang lain seperti alat peraga. "Sekolah Menengah Atas jumlahnya harus lebih banyak, perguruan tinggi juga demikian," ungkapnya.
Tantangan lain adalah menyediakan akses bagi masyarakat Indonesia yang tidak memiliki biaya untuk melanjutkan pendidikan, terutama ke tingkat lebih tinggi.
Untuk hal ini, UE menyebut akan terus memberi 1700 beasiswa untuk mahasiswa Indonesia. Tiap tahunnya, diperkirakan ada 4000 mahasiswa baru Indonesia yang menimba ilmu di 28 negara anggota UE, di antaranya Prancis dan Jerman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News