Reporter: Diemas Kresna Duta |
JAKARTA. Para pemilik kendaraan bermotor di Jakarta wajib mencermati berita ini. Batas akhir pemasangan komponen radio frequency identification (RFID) jatuh pada 1 Oktober di Jakarta. Jika belum terpasang, pemilik kendaraan dilarang mengisi BBM bersubsidi.
Sebab, RFID merupakan bagian dari sistem monitoring dan pengendalian (SMP) BBM bersubsidi. "Sistem monitoring terus berjalan. Seiring dengan itu, upaya pengendalian tinggal menunggu terbitnya peraturan dari Pemerintah," ungkap VP Corporate Communication Pertamina, Ali Mundakir kepada wartawan, Jumat siang (30/5).
Ali menerangkan, saat ini Pertamina sedang mempersiapkan pemasangan RFID pada semua SPBU di Jakarta. Pertamina menargetkan pemasangan pada 10 juta kendaraan bermotor di Jakarta. Ini dilakukan agar program SMP BBM dapat terlaksana sesuai rencana pemerintah.
"Mulai tengah Juni besok, RFID sudah mulai dipasang di 276 SPBU Jakarta. Sementara untuk komponen di kendaraan dimulai 1 Juli," terangnya.
Selain Jakarta, Kalimantan Selatan dan Barat juga akan menjalankan program ini. Pasalnya, kedua provinsi ini memiliki banyak kegiatan di sektor bisnis pertambangan. Penerapan program SMP BBM di sana bertujuan untuk menekan banyaknya penyimpangan konsumsi solar subsidi pada kendaraan pertambangan.
"Harus diingat, program ini juga bakal dilaksanakan secara nasional di semua provinsi. Targetnya sendiri ada di Juni 2014," ungkapnya.
Terkait penerapan RFID, Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana) Eri Purnomohadi mengatakan, pengusaha siap memasangkan komponen RFID di seluruh SPBU. Kendati begitu, pihaknya menyerahkan semua mekanisme pada Pertamina dan PT INTI sebagai pelaksana di lapangan.
"Tidak ada masalah. Toh tinggal pasang komponen di ujung nosel," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News