kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

KEN diminta desak pemerintah cari solusi ekonomi


Selasa, 03 Desember 2013 / 17:24 WIB
KEN diminta desak pemerintah cari solusi ekonomi
ILUSTRASI. PT. Ciputra Development Tbk (CTRA). Analis rekomendasikan beli saham CTRA. KONTAN/Baihaki/16/02/2017


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Kondisi perekonomian nasional yang tengah menghadapi gejolak membuat pengusaha semakin risau. Pasalnya, di tengah ketidakpastian politik, ekonomi dalam negeri dan global, dan pemilihan umum, pengusaha belum melihat indikasi yang positif untuk menopang perekonomian nasional menuju yang lebih baik.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Sofjan Wanandi meminta Komite Ekonomi Nasional (KEN) yang banyak didominasi pengusaha, agar mendesak pemerintah melahirkan terobosan-terobosan baru dalam enam bulan ke depan untuk memulihkan kondisi perekonomian. Dengan demikian, pengusaha mendapatkan kepastian bahwa kondisi perekonomian nasional dalam keadaan sehat.

"Saya menginginkan, di sini kepentingan kita semua untuk memakai KEN yang banyak pengusahanya, bagaimana KEN mempercepat lahirnya terobosan-terobosan perbaikan ekonomi yang kita butuhkan semua untuk menahan agar perekonomian kita tidak jatuh lebih rendah lagi seperti tahun 1998," tutur Sofjan dalam acara Outlook Economic yang diselenggarakan KEN di Hotel Sultan, Selasa (3/12).

Sofjan mengatakan, pengusaha belum melihat adanya indikasi-indikasi yang menunjukkan saat ini, kondisi perekonomian nasional akan segera pulih. Bunga perbankan yang semakin tinggi, jatuhnya nilai mata uang rupiah terhadap dollar Amerika Serikat, inflasi yang masih tinggi, merupakan pertanda kondisi perekonomian masih dalam keadaan sulit.

Kondisi perekonomian yang tengah sulit ini, lanjut Sofjan, sebenarnya bisa diatasi dengan menaikkan harga BBM. Namun pemerintah tidak berani lagi melakukannya. Karena itu, pemerintah menempuh jalan yang lebih sulit dengan memperketat moneter dan mengerek suku bunga yang tinggi yakni 7,5% dalam upaya menstabilkan perekonomian dan perbankan nasional.

Namun, cara-cara tersebut masih belum memberikan titik terang atau harapan akan membaiknya perekonomian. Apalagi, Indonesia saat ini memasuki tahun politik dan pergantian pemerintahan. Kondisi tersebut membuat para investor dalam posisi wait and see atau menunggu, sampai adanya pemerintah baru.

Ketidakpastian ekonomi ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Ketua Apindo ini bilang, pengusaha butuh kebijakan yang bisa segera direalisasikan dalam waktu enam bulan ke depan sebelum pemilihan umum Presiden dan wakil Presiden. Sebab setelah itu, pemerintah akan demisioner atau tidak bisa lagi mengambil keputusan dan tinggal menjalankan roda pemerintahan yang sudah ada.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×