Reporter: Arif Wicaksono | Editor: Amal Ihsan
JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kemtan) memastikan pasokan bahan pangan pokok akan aman selama bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri. Ketersediaan bahan pangan pokok untuk periode Juli dan Agustus seperti beras, gula pasir, minyak goreng, bawang merah, cabai rawit, cabai besar, daging sapi, dan daging unggas mengalami surplus pasokan.
Menteri Pertanian Suswono mengatakan, berdasarkan laporan dari daerah dan tingkat pusat ketersediaan bahan pangan mengalami kelebihan pasokan. "Pada periode puasa dan lebaran tahun ini, kita tidak perlu khawatir akan terjadinya kekurangan bahan pangan," ujarnya di Kantor Kemtan, Kamis (4/7).
Menurut Suswono, kondisi surplusnya ketersediaan bahan pangan disebabkan periode Juli-Agustus merupakan musim panen untuk padi dan juga panen raya untuk bawang merah di beberapa daerah sentra. Sementara itu pasokan Gula juga aman karena sudah memasuki musim giling.
Suswono mengatakan, pihak produsen juga sudah memastikan pasokan bahan pangan akan aman selama bulan puasa dan lebaran. Sehingga, Ia menilai, konsumen tidak perlu panik dan bespekulasi dalam melakukan pembelian bahan pangan.
Suswono menuturkan, bahwa ketimpangan harga memang terjadi untuk komoditas daging ungggas seperti yang belakangan dikeluhkan masyarakat. "Harga ayam memang mengalami kenaikan tetapi akan dikendalikan untuk turun," ujarnya.
Menurut Suswono, kenaikan harga memang disebabkan beberapa hal seperti kenaikan harga Bahan Bakar Minyak(BBM) yang menyebabkan naiknya biaya transportasi. Namun, Ia menilai, kenaikan harga BBM hanya berdampak kecil terhadap harga pangan.
Suswono beranggapan, bahwa jelang bulan puasa dan lebaran menimbulkan ekspektasi dikalangan pedagang untuk menaikan harga bahan pangan. "Ini momen untuk menaikan harga barang, namun pemerintah telah memberikan himbauan kepada pedagang tidak memanfaatkan momen lebaran dan kenaikan harga BBM untuk naikan harga pangan," ujarnya.
Suswono menambahkan, untuk antisipasi pemerintah akan melakukan pengawasan arus distribusi bahan pangan dari produsen sampai ke konsumen. Kemudian, pemerintah juga akan menggencarkan pengadaan pasar murah dan operasi pasar terkait harga pangan.
Ketua Umum Gabungan Perusahaan Perunggasan Indonesia (GAPPI), Anton J Supit, mengatakan, pasokan ayam dan telur selama bulan puasa dan lebaran akan aman. "Selama periode Juli-Agustus akan memasok 72.000 ton daging karkas ayam dan 400.000 ton telur ayam," ujarnya.
Menurut Anton, pemerintah dan masyarakat seharusnya juga melihat sisi pedagang bukan hanya dari sisi konsumen terkait harga ayam. Ia menjelaskan, bahwa dalam satu tahun peternak ayam mendapatkan keuntungan ketika masuk bulan puasa dan lebaran. Ia menjelaskan, bahwa dalam enam bulan pertama peternak mengalami kerugian.
Biaya produksi peternak ayam hingga menjadi karkas ayam adalah senilai Rp23.800-Rp25.000 per kilogram(kg) dan harga jual di tingkat pedagang Rp 35.000-Rp 40.000 per kg. "Jadi kalau harga ayam Rp 35.000 per kg dipasaran masih terbilang wajar," ujarnya.
Anton menjelaskan, bahwa sesuai siklusnya pada minggu pertama dan kedua bulan puasa harga-harga akan mengalami penurunan dan pada minggu keempat dan kelima baru mengalami kenaikan. Sehingga, Ia menyarankan kepada masyarakat agar membeli daging ayam pada saat minggu pertama dan kedua bulan puasa.
Berdasarkan data Kemtan ketersediaan produksi beras periode Juni-Agustus sebanyak 9.775.000 ton. Angka ini lebih besar dari kebutuhan Juni-Agustus yang sebesar 8.450.000 ton. Sedangkan untuk gula pasir ketersediaan produksi Juni-Agustus adalah 1.222.000 ton dan kebutuhan hanya 842.000 ton.
Untuk minyak goreng kebutuhan Juni-Agustus hanya sekitar 1.159.000 ton sedangkan ketersediaan produksi mencapai 4.906.000 ton. Untuk bawang merah pasokannya juga lebih dari cukup dimana ketersediaan produksi Juni-Agustus sebanyak 348.000 ton dan kebutuhan 260.000 ton.
Untuk cabai besar dan cabai rawit sendiri ketersediaan produksinya mencapai 281.000 ton dan 166.000 ton, sedangkan kebutuhannya masing-masing hanya 237.000 dan 153.000 ton. Untuk daging sapi sendiri ketersediaan produksi adalah 146.000 ton dan kebutuhan Juni-Agustus 141.000 ton.
Sedangkan untuk daging unggas ketersediaannya adalah 387.000 ton dan kebutuhannya sepanjang Juni-Agustus adalah 279.000 ton. Telur unggas sendiri ketersediaa produksi Juni-Agustus adalah 591.000 ton dan kebutuhan sebanyak 439.000 ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News