Reporter: Rika Panda | Editor: Dadan M. Ramdan
JAKARTA. Pencapaian swasembada kedelai di tahun 2014 tampaknya masih sulit tercapai. Apalagi diperkirakan kebutuhan nasional di tahun tersebut akan meningkat menjadi 2,7 juta ton kedelai.
Tahun lalu saja, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor kedelai selama 2011 mencapai 2,08 juta ton dengan nilai US$1,24 miliar. Impor ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan kedelai nasional setiap tahun sekitar 2,3-2,4 juta ton.
Untuk itulah, Kementerian Pertanian (Kemtan) menyiapkan langkah-langkah untuk menggenjot produksi kedelai nasional, dengan target produksi sebesar 1,9 juta ton di tahun ini. Target produksi nasional ini naik dibandingkan pencapaian produksi tahun lalu sebesar 800 ribu ton kedelai. Sedangkan untuk impor kedelai, tahun ini diperkirakan mencapai 1,2 juta ton.
"Kami optimistis dapat mencapai target walaupun sulit. Saat ini saja, untuk memenuhi kebutuhan nasional masih impor sebesar 60%. Tetapi Kami akan membuat gebrakan untuk meningkatkan produksi kedelai nasional di tahun ini dan 2013 mendatang," kata Direktur Budidaya Aneka Kacang dan Umbi Ditjen Tanaman Pangan Kemtan Maman Suherman, di Jakarta, Kamis (19/4).
Untuk peningkatan produksi nasional, Maman mengaku pihaknya tahun ini akan menggelontorkan anggaran sebesar Rp 200 miliar untuk bantuan benih kedelai di areal luas pertanaman sebesar 350 ribu hektare. Anggaran Rp 200 miliar itu, dengan rincian untuk pengadaan 16.000 ton bantuan benih kedelai yang akan menyasar 350 ribu hektare lahan.
Maman mengakui bantuan benih untuk 350 ribu hektar tersebut memang masih relatif kecil dibanding total luas lahan kedelai dalam negeri yang mencapai 816 ribu hektare. Sedangkan di tahun 2013, ditargetkan bantuan benih ini dapat mencapai luas areal lahan penanaman kedelai seluas 450 ribu hektare dengan jumlah pengadaan bantuan sebanyak 18.000 ton benih kedelai.
Namun, pihaknya harus berupaya untuk meningkatkan produktivitas kedelai karena adanya penurunan luas lahan kedelai. Pasalnya, tahun ini luas lahan diperkirakan sekitar 600 ribu hektare akibat petani beralih ke komoditas lainnya. Sebab itu, Kemtan akan meningkatkan produktivitas kedelai melalui peningkatan indeks pertanaman (IP) yang masih rendah.
"Dengan IP satu, produksi kedelai diperkirakan bisa 1,7 juta ton per tahun, jika IP ditingkatkan menjadi 2 dua, target tahun ini tidak mustahil untuk dicapai. IP dua masih bisa. Sekarang IP satu," ujarnya.
Selain itu, Maman mengungkapkan pihaknya ke depan juga menargetkan penambahan lahan kedelai sehingga diharapkan dari luas area sekarang ini yang masih kurang dari 700 ribu hektare dapat meningkat menjadi 1,3 juta hektare, dengan produktivitas 1,5 ton per hektarnya. Caranya, dengan penambahan lahan dari Perhutani.
Maman juga berharap langkah-langkah peningkatan produksi kedelai didukung dengan peningkatan bea masuk kedelai impor dan pembenahan tata niaga komoditas tersebut. Pasalnya, saat ini harga kedelai lokal memang lebih tinggi ketimbang kedelai impor. Harga kedelai lokal saat ini Rp 7.000 per kilogram, sedangkan produk impor impor hanya Rp 6.000 per kg.
Sementara itu, Dirjen Tanaman Pangan Kemtan Udhoro Kasih Anggoro menjelaskan, produksi kedelai tahun ini lebih rendah karena persoalannya lebih kompleks dibanding jagung, dan padi terutama harga karena harga tidak menarik bagi petani. Seharusnya, pemerintah melindungi petani. "Selama harga tidak menarik, produksi tidak akan naik," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News