Reporter: Ramadhani Prihatini | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Sosial (Kemsos) mengklaim bantuan sosial (Bansos) Program Keluarga Harapan (PKH) diklaim efektif atasi ketimpangan. Enam juta penerima PKH di tahun ini diharapkan lebih mendongkrak pola konsumsi di Tanah Air ketimbang di tahun 2016.
Kemsos yang di bawah koordinator Kementerian Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) mengklaim berdasarkan evaluasi World Bank di tahun 2016 untuk 5,9 juta Keluarga Penerima Manfaat PKH bisa mendorong 10,0% konsumsi per kapita dan mendorong pengeluaran makanan hingga 6,8%.
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menjelaskan, ada beberapa indikator utama melihat efektifitas PKH sesuai hasil evaluasi Bank Dunia, Bappenas, dan TNP2K.
Indikator ini bisa dilihat dari aksesibilitas keluarga penerima manfaat dalam hal pendidikan dimana terjadi peningkatan kehadiran siswa SD setelah menerima PKH dibandingkan sebelumnya sebesar 49,2 %, SMP sebesar 49,9 % dan SMA sebesar 30,9 %.
Selain itu terdapat kenaikan persentase anak yang melanjutkan ke pendidikan menengah 8.8 % serta berdampak pada penurunan jumlah pekerja anak.
Selanjutnya, dalam hal akses layanan kesehatan. Khofifah mengungkapkan, jumlah ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di fasilitas kesehatan mengalami kenaikan yang signifikan yakni sebesar 45 %. Sementara pemeriksaan kesehatan balita juga naik sebesar 47 %.
"Hasil perhitungan Badan Kebijakan Fiskal kita bisa melihat penurunan kemiskinan, ini tertinggi menurut Kementerian Keuangan dari seluruh penurunan kemiskinan dan gini rastio yaitu PKH dan Kartu Indonsia Pintar,"kata Khofifah, Senin (23/10).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News