Reporter: Handoyo | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Serapan anggaran Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Kemhub) masih minim. Dari total alokasi anggaran sebesar Rp 22 triliun, yang tersalurkan masih sekitar 12%-15%.
Dirjen Perhubungan Laut Kemhub Bobby R. Mamahit mengatakan, serapan anggaran mayoritas masih digunakan untuk belanja pegawai. Sedangkan untuk pembangunan infrastruktur masih sedikit.
Tanpa merinci, Bobby bilang, proyek infrastruktur yang telah dilakukan pengerjaannya masih bernilai kecil. Sementara untuk proyek dengan nilai investasi diatas Rp 10 miliar, masih dalam tahap tender.
Dia beralasan proyek infrastruktur seperti pembangunan pelabuhan memiliki kerumitan tersendiri. Sebab untuk membangun pelabuhan laut perlu dibereskan Analisis mengenai Dampak Lingkungan (Amdal).
Dari beberapa rencana pembangunan pelabuhan yang direncanakan oleh Kemhub, yang masih belum clear mengenai Amdal adalah Pelabuhan Bungkutoko dan Bau-Bau. "Tetapi kita sudah dibantu oleh Kementerian Lingkungan dan Kehutanan," ujar Bobby.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) sendiri menargetkan dapat membangun sebanyak 24 pelabuhan laut dalam tiga tahun ini untuk mendukung program tol laut.
Saat ini Kemhub juga sedang melakukan tender pengadaan kapal sebanyak 125 unit. Pengadaan kapal tersebut antara lain adalah patroliĀ navigasi, kapal perintis dan kapal penumpang. Anggaran yang disediakan untuk pengadaan tersebut mecapai Rp 7 triliun.
Bobby menargetkan, pada bulan Juli mendatang peletakan lunas atau keel laying dari kapal tersebut dapat dilakukan. Pembangunan kapal tersebut membutuhkan waktu tidak sedikit. "Kalau sudah berjalan, itu besar sekali penyerapannya," kata Bobby.
Wakil Ketua Indonesian National Shipowners' Association (INSA) Witono Suprapto mengatakan, selama ini sarana dan prasarana penunjang dari sektor transportasi laut masih banyak yang harus diperbaiki.
Witoyo bilang, beberapa yang perlu dilakukan perbaikan tersebut adalah terkait dengan produktivitas buruh bongkar muat rendah, besaran atau jenis tarif kepelabuhanan yang terus meningkat, antrean kapal di berbagai pelabuhan yang masih terlalu panjang, dan akses jalan keluar masuk pelabuhan yang buruk. "Peralatan bongkar muat juga berusia tua," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News