Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar keuangan Tanah Air kembali tertekan. Hal itu ditandai dengan pelemahan nilai tukar rupiah ke titik terdalam. Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia mencatat, kurs rupiah berada di level Rp 14.271 per dollar Amerika Serikat (AS) pada Kamis (28/6). Selain pelemahan rupiah, tekanan di pasar keuangan juga datang dari imbal hasil (yield) surat utang negara (SUN) tenor 10 tahun yang bergerak naik. Kemarin, yield SBN untuk tenor 10 tahun mencapai 7,98%, sehari sebelumnya hanya 7,83%.
Walau penuh tekanan, namun pemerintah mengaku tidak akan mengubah jadwal penerbitan surat berharga negara (SBN). Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, penerbitan Surat Utang Negara (SUN) melalui mekanisme pasar. Pemerintah akan melihat appetite investor. "Kami akan terus komunikasi dan mencari strategi bagaimana dapat pembiayaan yang paling kecil, termasuk alternatif pembiayaan. Namun jadwal pelelangan akan tetap kami lakukan," kata Sri Mulyani, kemarin.
Sri Mulyani menegaskan pengelolaan APBN membutuhkan konsistensi. Jika dilakukan perubahan terus menerus sesuai kondisi yang ada, maka, "Kami tidak memberikan guidance," tambah Menkeu. Menurutnya perubahan yang terlalu sering bakal berefek negatif. Kepercayaan investor akan berkurang, sehingga perekonomian bisa terganggu.
Seperti diketahui, pada awal Mei lalu, pemerintah melakukan lelang SUN untuk lima seri sekaligus dengan target indikatif Rp 17 triliun. Namun dari target itu, penawaran yang masuk hanya Rp 7,18 triliun. Dari penawaran yang masuk, imbal hasil yang diminta cukup tinggi dari yang dipatok pemerintah. Untuk tenor lima tahun misalnya, tenor tertingi mencapai 7,7% dari yang dipatok 5,63%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News