kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kementan pastikan terus berupaya tingkatkan produktivitas tebu


Selasa, 29 Desember 2020 / 08:33 WIB
Kementan pastikan terus berupaya tingkatkan produktivitas tebu
ILUSTRASI. Kereta lori mengangkut tebu di kawasan Madukismo, Bantul, DI Yogyakarta, Selasa (30/6/2020).


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan terus berupaya untuk meningkatkan produktivitas tebu. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku pabrik gula dan meningkatkan produksi gula konsumsi.

"Kementerian Pertanian itu tugasnya untuk menyediakan bahan baku untuk diolah. Artinya upaya kita meningkatkan produktivitas dengan memberikan bongkar ratoon, rawat ratoon dan ada sedikit perluasan," ujar Direktur Tanaman Semusim dan Rempah, Direktorat Jenderal Perkebunan Kementan Hendratmojo Bagus Hudoro kepada Kontan.co.id, Senin (29/12).

Menurut Hendratmojo, strategi yang dilakukan Kementan dalam peningkatan produksi bahan baku dengan berfokus pada lokasi, yakni di Jawa dan luar Jawa.

Baca Juga: Kementan memperkirakan produksi gula di 2021 mencapai 2,24 juta ton

Menurutnya, strategi yang dilakukan di Jawa adalah dengan meningkatkan produktivitas baik pemupukan atau mengganti tanaman yang tua dengan yang baru, sementara di luar Jawa didorong adanya perluasan areal tanam.

Lebih lanjut, dia juga mengatakan sejak 2020 hingga 2023, Kementan menargetkan akan melakukan upaya intensifikasi dan ekstensifikasi dengan lahan seluas 250.000 ha.

Dia merinci, 50.000 ha dalam bentuk perluasan areal tanam di luar Jawa, sementara intensifikasi dalam bentuk bongkar ratoon seluas 75.000 ha dan rawat ratoon seluas 125.000 ha.

"Tetapi kita tidak boleh menggantungkan pada APBN, karenanya  kita mendorong pemanfaatan KUR, KUR juga animo bagus, PG itu tertarik untuk mendorong plasmanya untuk menggunakan KUR," terang Hendratmojo.

Adapun, dia menerangkan saat ini terdapat 61 pabrik gula berbasis tebu yang memproduksi gula konsumsi.

Baca Juga: Produksi gula sulit alami kenaikan pada 2021, ini penyebabnya

Hendratmojo mengakui, rata-rata kapasitas terpasang pabrik gula tersebut belum terpenuhi seluruhnya lantaran kekurangan bahan baku. Ini pulalah yang menyebabkan produksi gula Indonesia belum bisa memenuhi kebutuhan konsumsi yang sekitar 2,8 juta ton.

Di 2021, Kementerian Pertanian (Kementan) produksi gula konsumsi akan mencapai 2,24 juta ton dengan asumsi kenaikan 5% dari produksi tahun 2020.

Kementan pun menargetkan bisa swasembada gula konsumsi pada 2023 dengan berbagai upaya peningkatan produksi yang dilakukan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×