Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Pemerintah berkomitmen meningkatkan posisi daya saing Indonesia dari urutan ke-41 menjadi urutan ke-39 dari 138 negara yang tercatat pada Global Competitiveness Report tahun 2016-2017. Apalagi, negara maju seperti Jerman, Prancis dan China sudah mencanangkan program nasional untuk mengatasi dan memanfaatkan peluang di sektor industri domestik maupun global.
Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian berupaya memacu industri dalam negeri untuk bisa mengimplementasi industri 4.0. Industri keempat ini sudah ditandai dengan meningkatnya konektivitas antara manusia, mesin, dan sumberdaya alam melalui teknologi informasi dan komunikasi.
“Inovasi dan perubahan terhadap model bisnis yang lebih efisien dan efektif merupakan bagian hasil penerapan industri 4.0. Revolusi industri ini akan mempercepat peningkatan daya saing sektor industri nasional secara signifikan,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada Seminar Nasional Implementasi Industri 4.0 di Jakarta, Selasa (18/4).
Dalam pilar kesiapan teknologi, Airlangga mengatakan, Indonesia masih berada di peringkat rendah yaitu ke-91 dari 138 negara. Posisi tersebut mengindikasikan Indonesia masih perlu pembenahan terkait ketersediaan teknologi, investasi dan alih teknologi, ketersediaan jaringan serta infrastruktur digital. Terutama mengenai pengusaaan teknlogi informasi dan komunikasi di tingkat perusahan.
Inovasi itu misalnya penerapan Information Communication Technology (ICT) di sektor industri, yang memanfaatkan sistem online document approval untuk mengontrol penyelesaian pekerjaan. Teknologi tersebut memberikan penghematan dalam penggunaan waktu dan biaya sehingga produk yang dihasilkan lebih murah dan mampu bersaing di pasar domestik maupun global.
“Kami juga mendukung penuh kemajuan ICT untuk digitalisasi data dan konten untuk menaikkan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN),” papar Airlangga.
Menurut Airlangga, inti dari industri 4.0 adalah era dig data, di mana ada interaksi operator mesin, mesin, produk dan customer menjadi satu. “Di Indonesia sudah ada beberapa perusaahaan yang menjalankan seperti di Panasonic serta industri makanan seperti Garuda Food di Surabaya,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News