kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.894.000   23.000   1,23%
  • USD/IDR 16.419   -1,00   -0,01%
  • IDX 7.151   56,16   0,79%
  • KOMPAS100 1.042   11,35   1,10%
  • LQ45 813   10,13   1,26%
  • ISSI 224   1,18   0,53%
  • IDX30 424   4,73   1,13%
  • IDXHIDIV20 504   2,81   0,56%
  • IDX80 117   1,36   1,18%
  • IDXV30 119   0,27   0,23%
  • IDXQ30 139   1,50   1,09%

Kemenperin percepat revolusi industri


Selasa, 18 April 2017 / 18:39 WIB
Kemenperin percepat revolusi industri


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Pemerintah berkomitmen meningkatkan posisi daya saing Indonesia dari urutan ke-41 menjadi urutan ke-39 dari 138 negara yang tercatat pada Global Competitiveness Report tahun 2016-2017. Apalagi, negara maju seperti Jerman, Prancis dan China sudah mencanangkan program nasional untuk mengatasi dan memanfaatkan peluang di sektor industri domestik maupun global.

Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian berupaya memacu industri dalam negeri untuk bisa mengimplementasi industri 4.0. Industri keempat ini sudah ditandai dengan meningkatnya konektivitas antara manusia, mesin, dan sumberdaya alam melalui teknologi informasi dan komunikasi.

“Inovasi dan perubahan terhadap model bisnis yang lebih efisien dan efektif merupakan bagian hasil penerapan industri 4.0. Revolusi industri ini akan mempercepat peningkatan daya saing sektor industri nasional secara signifikan,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada Seminar Nasional Implementasi Industri 4.0 di Jakarta, Selasa (18/4).

Dalam pilar kesiapan teknologi, Airlangga mengatakan, Indonesia masih berada di peringkat rendah yaitu ke-91 dari 138 negara. Posisi tersebut mengindikasikan Indonesia masih perlu pembenahan terkait ketersediaan teknologi, investasi dan alih teknologi, ketersediaan jaringan serta infrastruktur digital. Terutama mengenai pengusaaan teknlogi informasi dan komunikasi di tingkat perusahan.

Inovasi itu misalnya penerapan Information Communication Technology (ICT) di sektor industri, yang memanfaatkan sistem online document approval untuk mengontrol penyelesaian pekerjaan. Teknologi tersebut memberikan penghematan dalam penggunaan waktu dan biaya sehingga produk yang dihasilkan lebih murah dan mampu bersaing di pasar domestik maupun global.

“Kami juga mendukung penuh kemajuan ICT untuk digitalisasi data dan konten untuk menaikkan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN),” papar Airlangga.

Menurut Airlangga, inti dari industri 4.0 adalah era dig data, di mana ada interaksi operator mesin, mesin, produk dan customer menjadi satu. “Di Indonesia sudah ada beberapa perusaahaan yang menjalankan seperti di Panasonic serta industri makanan seperti Garuda Food di Surabaya,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×